16 Tahun Kompasiana: 'Dare to dream' bersamamu
Dalam buku 100 impian saya, maka ada salah satu impian yang belum tercapai hingga saat ini yaitu menjadi penulis atau aktualnya menulis sebuah buku. Saya sadar sungguh bahwa salah satu hobi bahkan akhirnya menjadi kekuatan dalam diri adalah menceritakan sesuatu lewat tulisan.
Kalau dirunut ke belakang pada masa-masa di sekolah dasar, ternyata kebiasaan bercerita lewat tulisan terbentuk karena saya telah memiliki sahabat pena di luar Maluku sejak SD di Kota Ambon Manise.
Teringat dalam benak saya, 2 (dua) nama sahabat pena yaitu Rita Ambarwati di Pangkal Pinang Sungai Liat di Sumatera dan Uniek Sampan Hismanto di Jakarta (Mantan None Jakarta). Persahabatan yang cukup lama dan itu dilangsungkan dengan saling berkirim surat antara Ambon – Pangkal Pinang dan Ambon – Jakarta.
Akibat surat menyurat sebagai sahabat pena maka tumbuh juga hobi lain saya yaitu mengoleksi prangko. Era itu belum ada handphone Android atau iPhone yang bisa dengan mudah menyampaikan pesan pendek ataupun panjang layaknya sebuah surat.
Selesai menamatkan SMA di Ambon maka lagi-lagi kebiasaan menulis naratif berlanjut dengan kebiasaan berkabar bagi orangtua di Ambon, karena waktu itu saya berkuliah di Surabaya. Biasanya surat adalah sarana komunikasi yang ditunggu-tunggu bagi seorang anak kos.
Sarana ini begitu efektif sebagai pengobat rindu di rantau orang, kadang surat yang diterima berisi nasihat dan juga menceritakan kondisi orangtua di kampung halaman. Sesekali ada terselip foto terbaru yang dimasukkan di dalam amplop surat tersebut.
Latar belakang inilah yang membuat saya menjadi sangat menyatu dengan hobi menulis apalagi dengan gaya tulisan deskripsi begitu juga naratif.
Memasuki masa kerja di era perkembangan teknologi begitu cepat, maka kebiasaan menulis dalam kertas berpindah secara elektronik dalam berkirim pesan melalui surat elektronik atau disebut email dan menggunakan jaringan internet.
Pada tahun tahun 2021 salah seorang teman memperkenalkan Kompasiana. Senang rasanya karena Kompasiana bisa menampung hobi menulis saya. Apalagi saat itu disampaikan sangat sedikit tulisan yang mengangkat informasi dari wilayah timur Indonesia.