Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

16 Tahun Kompasiana: "Dare to Dream" Bersamamu

8 Oktober 2024   15:26 Diperbarui: 8 Oktober 2024   16:54 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kompasiana.com

16 Tahun Kompasiana : 'Dare to dream'  bersamamu

Dalam buku 100 impian saya, maka ada salah satu impian yang belum tercapai hingga saat ini yaitu menjadi penulis atau aktualnya menulis sebuah buku. Saya sadar sungguh bahwa salah satu hobi bahkan akhirnya menjadi kekuatan dalam diri adalah menceritakan sesuatu lewat tulisan.

Kalau dirunut ke belakang pada masa-masa di sekolah dasar, ternyata kebiasaan bercerita lewat tulisan terbentuk karena saya telah memiliki sahabat pena di luar Maluku sejak SD di Kota Ambon Manise.

Teringat dalam benak saya, 2 (dua) nama sahabat pena yaitu Rita Ambarwati di Pangkal Pinang Sungai Liat di Sumatera dan Uniek Sampan Hismanto di Jakarta  ( Mantan None Jakarta). Persahabatan yang cukup lama dan itu dilangsungkan dengan saling berkirim surat antara Ambon – Pangkal Pinang dan Ambon – Jakarta.

Akibat surat menyurat sebagai sahabat pena maka tumbuh juga hobi lain saya yaitu mengoleksi perangko. Era itu belum ada handphone android atau iphone yang bisa dengan mudah menyampaikan pesan pendek ataupun panjang layaknya sebuah surat.

Selesai menamatkan SMA di Ambon maka lagi-lagi kebiasan menulis naratif berlanjut dengan kebiasan berkabar bagi orangtua di Ambon karena waktu itu saya berkuliah di Surabaya. Biasanya surat adalah sarana komunikasi yang ditunggu –tunggu bagi seorang anak kos. Sarana ini begitu efektif sebagai pengobat rindu di rantau orang, kadang surat yang diterima berisi nasihat dan juga menceritakan kondisi orangtua di kampung halaman. Sesekali ada terselip foto terbaru yang dimasukan di dalam envelop surat tersebut.

Latar belakang inilah yang membuat saya menjadi sangat menyatu dengan hobi menulis apalagi dengan gaya tulisan  deskripsi begitu juga naratif.

Memasuki masa kerja di era  perkembangan teknologi begitu cepat,  maka kebiasan menulis dalam kertas berpindah secara elektronik dalam berkirim pesan melalui surat elektronik atau disebut email dan menggunakan jaringan internet.

Pada tahun tahun 2021 salah seorang teman memperkenalkan Kompasiana, senang rasanya karena Kompasiana bisa menampung hobi menulis saya. Apalagi saat itu disampaikan sangat sedikit tulisan yang mengangkat informasi dari wilayah timur Indonesia.

Dengan dibantu seorang mentor menulis yang mumpuni, maka saya melihat adanya titik terang untuk menjadi seorang penulis buku. Memang gaya menulis di Kompasiana cukup unik karena merupakan sebuah blog terbesar di dunia dengan menampung lebih kurang 6 juta penulis dari berbagai latar belakang mulai dari ibu rumah tangga, pekerja profesional, guru, dosen, asn, direktur, wartawan, penulis dan masih banyak lagi ragam penulis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun