Mohon tunggu...
Levina Litaay
Levina Litaay Mohon Tunggu... Insinyur - Simple, smart, sportive

Community base development, complex problem solving, event organizer

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Setelah 79 Tahun Kemerdekaan RI, Internet "Online" di Pulau Vulkanik Nila

5 September 2024   17:49 Diperbarui: 6 September 2024   14:36 1294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan petik cengkih di rumah Kadus Kokroman Pulau Nila (dok.pribadi)

Setelah 79 Tahun Kemerdekaan RI, Internet "Online" di Pulau Vulkanik Nila

Selasa, 3 September 2024 tepat pukul 16.38 WIB masuk pangilan video call dari Pulau Nila. Tampil di layar handphone Kadus ( Kepala Dusun) Kokroman Pulau Nila Ical Lakotani dengan sumringah melakukan percakapan. 

Betapa senangnya saya karena sejak pagi sudah viral info  kadus menghubungi orang-orang dekatnya di Waipia Maluku Tengah dan juga sang istri Inggar mengupload foto-foto ke laman facebook dengan caption “Selamat pagi dri Nila manis eee,,,akhirnya bs online jg dari nila Tuhan Yesus berkati  selalu”. 

Caption itu disertai gambar aktivitas jemur cengkih di Pulau Nila. Berita gambar tersebut  di republis oleh  admin group Facebook Teon Nila Serua (TNS) Herdion Marantika dengan caption “Internet sudah menjangkau Pulau Nila”

Aktivitas jemur cengkih di Pulau Nila (dok.pribadi)
Aktivitas jemur cengkih di Pulau Nila (dok.pribadi)

Sebuah berita besar karena pada tahun 2021 ketika menghadiri Peresmian Gereja Imanuel Mesa Pulau Teon Kabupaten Maluku Tengah, penulis membawa telepon satelit yang juga bekerja di satelit low orbit namun masih hanya melayani voice saja dengan pulsa yang cukup mahal.

Dalam perkembangan terbaru teknologi internet berkecepatan tinggi sudah dapat dilayani dengan perangkat inovasi telepon satelit starlink yang sangat user friendly.

Kadus Kokroman Pulau Nila Ical Lakotani bersama istri (dok.pribadi)
Kadus Kokroman Pulau Nila Ical Lakotani bersama istri (dok.pribadi)

Dalam video call tersebut, terjadi perbincangan sambil tertawa terbahak-bahak rasanya senang dan puas dan bangga tapi juga terharu. Sudah hampir 4 tahun saya bermitra dengan suami istri ini dalam merespon kondisi dan keadaan yang terjadi di Pulau Nila. 

Bukan saja mereka berdua tampil sebagai orang yang menjaga konsistensi suplai  INASUA ( produk fermentasi ikan) ke seluruh Indonesia  dalam Program Nasional Bangga Buatan Indonesia Aroma Maluku, tetapi juga sejumlah pengungkapan informasi data dan gambar  apa yang sesungguhnya terjadi di Pulau Nila Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. 

Mulai dari masalah progres survei dermaga, konektivitas tol laut  dan kondisi layanan  pelayaran perintis Kapal Sabuk Nusantara, inisiasi program usaha perikanan di pulau, kapal turis, ijin tangkap ikan kapal dari luar, aktivitas panen raya setiap tahun, tetapi juga kondisi Gunung Lawarkawra. 

Disamping itu upaya pembenahan Polindes ( Pondok Bersalin Desa)  Rumdai dan yang terakhir dukungan untuk menghadirkan sebuah keyboard  dan speaker dalam mendukung ibadah di Jemaat GPM Rumdai Pulau Nila.

Pulau Nila, satu dari pulau vulkanik berpenghuni yang berada di atas Laut Banda Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku. 

Di bulan Juli – November  setiap tahunnya, rangkaian pulau-pulau kecil dan unik itu yaitu Pulau Teon, Pulau Nila, Pulau Serua ramai dikunjungi warga masyarakat yang melaksanakan panen raya hasil cengkeh, pala, buah-buahan dan hasil perikanan lainnya. 

Di Kepulauan Teon Nila Serua ada 16 kampung adat yaitu di Pulau Teon ada Layeni, Mesa, Yafila, Isu dan Watludan,  di Pulau Nila ada Kokroman, Kuralele, Usliapan, Ameth, Bumei, Sifluru dan  Wotay serta di Pulau Serua ada Jerili, Lesluru, Trana dan  Waru.

Untaian Kepualaun Teon Nila Serua di Peta Provinsi Maluku (sumber :BIG) 
Untaian Kepualaun Teon Nila Serua di Peta Provinsi Maluku (sumber :BIG) 
Sebagai seorang Senior Telecommunication Engineer, tergelitik membahas apa sarana komunikasi yang sementara digunakan tak pelak lagi terjadi perbincangan. Perangkat yang digunakan adalah telepon satelit starlink dilengkapi dengan router wifi. 

Dengan melihat gambar yang kadang bersih dan jika bergerak rusak gambarnya, maka saya menanyakan, sementara digunakan bersama yach!, berapa orang yang sedang menggunakan WIFI, 20 orang jawabnya …oh banyak juga yach! lalu gimana mereka pakenya? jawab ical,  sudah ada aplikasi dan tinggal diset per 5 menit dan  seharga secupa cengkih jatuh, ops inovasi dan kreatif  juga yach, pikir saya. (cupa adalah alat tera ukuran dalam perdagangan di Maluku  dan terbuat dari bekas kaleng susu kental manis) 

Mengukur cengkih jatuh secupa ( dok.Ical Lakotani)
Mengukur cengkih jatuh secupa ( dok.Ical Lakotani)

Lanjut saya menanyakan apa maksudnya cengkih jatuh?, cengkih jatuh adalah cengkih yang jatuh di bawah pohon dan nilai jualnya lebih rendah dari cengkih dipetik. 

Pertanyaan lanjut  saya, apakah mereka mau membarter demikian, guna memakai internet? Tangkis Ical, mau bu! karena mereka sangat antusias mengabarkan keluarganya di berbagai tempat. Dan bahkan mengunduh foto-foto ke medsos perihal aktivitas panen raya di pulau.

Kegiatan petik cengkih di rumah Kadus Kokroman Pulau Nila (dok.pribadi)
Kegiatan petik cengkih di rumah Kadus Kokroman Pulau Nila (dok.pribadi)

Lalu bagaimana mengontrolnya? Oh, sudah di lengkapi dengan aplikasi bu, kemudian kadus mengarahkan kamera handphone ke sudut rumah  dan nampak seorang wanita sementara mengatur trafik  penggunaan bandwith ala secupa. 

Semakin tertawa saya,  sambil katakan memang terdepan pak kadus ini, selalu berpikir bagaimana membantu yang lain. 

Lalu berapa jauh yang ditawarkan jarak WIFI?, 50 meter ibu, sudah di coba tanya saya ? belum bu. Lagi – lagi saya balik bertanya berapa banyak yang bisa bersamaan pake internet? 

Katanya banyak ibu, belum dicoba. Cuma sementara kita bicara ini, ada 20 orang menggunakan bersama ( atau dalam istilah teknik share bandwidth). Amazing Kadus Kokroman Pulau Nila.

Oh yach, khan sudah gunakan Whatsapp (WA) dan Facebook (FB), besok kita coba Zoom yach, biar satu saat kadus bisa mengikuti rapat atau aktivitas lainnya  dari pulau dengan orang di berbagai tempat karena keunggulan teknologi Internet of Thing (IOT). 

Ibu,  saya mau bilang bahwa sekarang kita sudah bisa batelpon dengan alat ini, semoga  bisa menginspirasi yang lainnya juga untuk memilikinya dan sudah dapat dibeli di Ambon. Jadi secupa 5 menit karena saya harus balik modal dulu ibu! kata Ical… ha ha ha sambil tertawa dan mengacungkan jempol pada Ical. 

Bahwa dengan pemikiran mengatasi kelangkaan komunikasi di TNS yang sudah pernah penulis  angkat pada tulisan kompasiana tanpa harus menunggu Proyek Prestisius SATRIA – 1 (Satelit Republik Indonesia), BTS ( Base Tranciever Station) Kominfo RI  yang bermasalah  dan Telemedicine Kemenkes RI yang  harus beroperasi di 2.000 lebih puskesmas di Kepulauan Seribu Pulau - Maluku. Semua janji-janji bagi masyarakat di kawasan 3T ( Tertinggal, Terdepan ,Terluar).

Alat komunikasi satelit internet dan solar panel di Pulau Nila Kabupaten Maluku Tengah (dok.Ical lakotani)
Alat komunikasi satelit internet dan solar panel di Pulau Nila Kabupaten Maluku Tengah (dok.Ical lakotani)

Akhirnya masyarakat Teon Nila Serua (TNS) telah tampil memilih solusi dengan penggunaan internet kecepatan tinggi yang ditawarkan Starlink. Think Global, Act Local, mari bangkit dari kesunyian ! kawal NUSTRATELU, titipan Uplera ( Tuhan) bagi masa depan anak cucu kita. 

Melalui tulisan ini harapan Kadus Kokroman Ical Lakotani agar dapat menghimbau bagi negeri atau pulau lainnya supaya ada yang bisa berkontribusi mengatasi kebutuhan komunikasi di tempat atau pulau lainnya.

Setelah 79 tahun Kemerdekaan RI, Merdeka dalam Sejahtera, Mandiri dalam Keuletan dan Bermartabat dalam Budaya. Ukmu Moritari Solilakta. #TNSBisa #MalukuBangkit #3T #RuralCommunication #Starlink #VolcanoIsland #BandaSea

Levina Litaay – Senior Telecommunication Engineer
(Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Ikatan Keluarga Besar Teon Nila Serua )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun