3. Air hujan yang ditampung di bak penampungan jika digunakan untuk mandi tidak terasa licin di badan. Untuk membilasnya ataupun kalau mandi ke laut maka menggunakan air yang diambil dari sumur/perigi di pantai air.
4. Tidur di dipan dan rumah berdinding bambu serta beratap daun kelapa tidak ada nyamuk dan sejuk udaranya karena berdekatan dengan pantai.
5. Hasil-hasil alam yang dengan mudah diperoleh seperti kenari, kelapa, ikan, bia dari laut yang disebut fleka ataupun hasil kabong (kebun) berupa pisang, singkong, ketela dan lain lain dapat langsung diolah untuk dimakan dengan memasak menggunakan tungku kayu bakar.
6. Kampung yang kecil membuat interaksi warga begitu dekat dengan saling mengunjungi sambil bercerita di depan rumah atau di Lakpona. Begitupun aktivitas bersama ( istilah orang Maluku – masohi) membuat batako ketika rumah Keluarga Relmasira sedang di bangun, bahu membahu warga mengolah material untuk mencetak batako.
7. Sensasi embarkasi/debarkasi (menaikan/menurunkan) penumpang dan barang dari Kapal Perintis KM Sanus 71 di tengah Laut Banda ke speedboat, ketinting atau arumbai.
8. Dan masih banyak lagi sensasi pengalaman yang dirasakan penulis yang sudah cukup lama merantau di kota besar dan tidak mengalami hal-hal sebagaimana tersebut diatas.
Mengakhiri tulisan ini semoga dapat memberi informasi bagi pembaca bahwa pada Pulau Teon dan tepat di Kampung Mesa di tengah-tengah Laut Banda Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku ada sensasi rasa yang tertinggal sebagai memori yang sulit terlupakan!.
Membayangkan berada di atas pijakan tanah gunung api dari sebuah pulau kecil dengan luasan lebih kurang 13 km2, terisolasi, tampak kanan kiri hanya terlihat laut dan laut. Wow, ajaib karya Tuhan.
Dengan ribuan pulau dalam gugus pulaunya, Maluku saat ini perlu menjadi perhatian khusus pemerintah pusat dengan koordinasi pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kemiskinan, stunting, gizi buruk serta masalah pembangunan dan pemerataan pembangunan yang adil dan merata.
Terlebih lagi, kami mengajak wisatawan asing maupun lokal serta termasuk pengusaha atau investor untuk membangun provinsi kepulauan yang perlu penanganan serius, terukur dan berkelanjutan. Sambil menikmati keindahan alam, pariwisata, budaya dan seni.
Pada akhirnya tulisan ini, bertujuan memanggil masyarakat Diaspora Maluku di manapun berada. Dengan semboyan "Beta ingin pulang, pulang ke Ambon serta kabupaten dan kota di Maluku lainnya". Â Kembali dan menetapkan hati, melihat peluang-peluang yang ada untuk mendukung maupun ikut terlibat langsung dalam memajukan Maluku.