Seperti yang pernah penulis ceritakan di Kompasiana dengan judul “Setelah 50 Tahun Penantian, Rumah Ibadah Pulau Teon - Mesa Diresmikan”
Hal yang menarik pada tanggal 23 Oktober 2023 dilakukan rekreasi bersama ke Gunung Teon atau G.Serawerna dengan masyarakat setempat, rombongan pihak gereja dan keluarga Dahaklory/Rijoly yang sedang berlibur ke pulau. Karena masih dalam musim panen maka warga lainnya ikut mendaki.
Dari kampung Mesa dengan Speedboat dan kole-kole (sampan) pada pukul 07.00 WIT menuju "Fasulu" titik start pendakian menuju jalur kawah G.Serawerna.
Tak lupa sekedar memasang terpal untuk menghalau panas pada titik awal pendakian tempat berteduh bagi mereka yang tidak kuat mendaki. Rombongan wisata gunung api baru kembali ke Kampung Mesa pada pukul 16.00 WIT. Asyik juga yach !
Aktivitas di Pulau Gunung Api “Nila”
Sebaliknya beberapa aktivitas di Pulau Nila nampak dalam collage foto dibawah ini seperti menimbang gagang cengkih di Snurta karena ada pembeli dari Jakarta yang memborong seharga Rp. 6.000/kg.
Masih ingatkah janji pemerintah untuk membangun pelabuhan lokal? Belum ada realisasi sejak merdeka, namun warga masyarakat Pulau Nila tidak menyerah, mereka bahu membahu membangun dermaga di Snurta Kampung Kokroman.
Tangga naik dari dermaga yang dibuat menuju Polindes (Pondok Bersalin Desa) adalah satu-satunya fasilitas kesehatan yang berada di 3 pulau yang pernah penulis ulas di Kompasiana.
Di samping itu Pulau Nila sebagai penghasil cengkih terbesar, nampak dalam foto masyarakat bergiat dengan memanen, menjemur secara bersama. Belum lagi usaha tangkap ikan untuk pembuatan ikan asin yang sementara di jemur.
Dan yang terakhir kegiatan memanen Jeruk. Menurut penuturun Kadus Kokroman Islandy Lakotani bahwa bibit jeruk yang diberikan oleh pemerintah tidak tumbuh optimal di Waipia Pulau Seram.