Masih ingatkah tulisan penulis sebelumnya bahwa di Kepulauan TNS tidak ada dermaga tempat kapal berlabuh, sehingga proses embarkasi/deembarkasi merupakan sebuah perjuangan tersendiri bertahun-tahun? Semua dilakukan di tengah laut dan dapat dibayangkan harus menurunkan sejumlah alat elektronik yang tidak boleh terkena air apalagi air laut.
Akhirnya dengan kemurahan Tuhan peralatan keyboard, speaker dan alat bantu lainnya tiba dan dapat dimiliki oleh warga gereja Rumdai Sektor Gilgal Pulau Nila. Betapa sukacita tak terkira warga di pulau. Melodi itu lalu berdentang dari tengah kesunyian Laut Banda.
Saat itu bersamaan dalam kapal Sanus 71 ada rombongan Keluarga Kelpitna-Resley yang kebetulan hendak melakukan acara pemindahan tulang jasad orang tuanya untuk dimakamkan ke Waipia. Salah satu anggota keluarga adalah Pdt.Eva Kelpitna (dari Papua) dan diminta kesediaan untuk melayani ibadah minggu di gereja Rumdai.
Untuk pertama kalinya dentingan melodi keyboard memenuhi ruang ibadah sederhana di bekas sekolah Rumdai. Selesai ibadah semua anggota jemaat bersama majelis dan Pendeta Eva membuat sebuah video ucapan terima kasih bagi orang-orang yang terlibat mewujudkan impian mereka.
Terharu, gembira, bangga dan berterima kasih kepada Tuhan (Uplera) bahwa begitu banyak kemudahan yang diberikan ketika niat baik untuk membantu itu terangkai dalam menjawab doa-doa warga gereja Rumdai sektor Gilgal Pulau Nila dari tengah kesunyian Laut Banda.
Situasi ibadah pertama menggunakan keyboard di GPM Rumdai sektor Gilgal P.Nila (video Junior Paliama)
Apakah sampai disitu cerita ini?
Sebagaimana kehidupan lainnya maka dari Pulau Nila, penulis mendapat pesan lewat radio komunikasi HF/SBB bahwa warga gereja akan mengirimkan 1 plamir Inasua (ikan yang telah difermentasi garam) sebagai ucapan terima kasih kepada semua yang telah membantu merealisasi harapan mereka.
Sebagaimana perjalanan perangkat keyboard dari Jakarta ke Pulau Nila, maka lagi-lagi 1 plamir Inasua akan menjadi barang yang diangkutkan dari sebuah pulau vulkanis di tengah Laut Banda menuju Jakarta.Â
Si Kadus Ical menitipkan 1 plamir Inasua ke ABK KM. Sanus 71 berangkat menuju Ambon melalui Nila-Serua -Amahai - Ambon.