Dari Jakarta kami berempat bersama dengan Pdt. Decky Wurlianty dan istri, John Wosia. Memasuki wilayah terbatas perlu persipan detail baik dari logistik maupun properti acara termasuk kebutuhan pribadi obat-obatan dan alat komunikasi.
Ketika diangkut ke pelabuhan ternyata barang yang hendak dibawa ke pulau hampir memenuhi 1 (satu) mobil pick up.
Akhirnya rangkaian perjalanan ke pulau berakhir, apa yang harus ditinggalkan sebagai sebuah dorongan pada semboyan “Mesa Bergerak, Nustratelu Bangkit” yaitu plamir dan garam untuk pengolahan inasua juga properti-properti untuk mengabadikan momentum pariwisata seperti kursi pantai, ayunan, kursi rotan santai dll.
Kami tinggalkan di pulau berharap bisa digunakan untuk mempercantik area pengambilan gambar di sebuah pulau bagi yang akan mengunjungi Mesa.
"Ayo ke pulau, Ayo ke Maluku" himbauan untuk bisa berwisata mengunjungi pulau-pulau kecil yang eksotik dan sangat potensial sumber daya alamnya.
Perjalanan Kembali
Sebaliknya bagaimana barang yang dibawa warga ketika kembali dari pulau?
Penulis sempat mengabadikan sejumlah barang yang diletakkan di palka depan KM Sanus 71. Nampak tersusun sejumlah ember plamir yang di dalamnya terdapat hasil olahan perikanan yang disebut inasua.
Terlihat juga ada pisang, karung-karung hasil cengkeh, fuli, pala dan lainnya. Pada sudut lainnya terlihat container stereofoam penampung ikan segar yang baru dinaikkan dari Pulau Serua.