3. Tambang Rakyat di Sekotong, Lombok
Tambang emas rakyat di Sekotong, Lombok Barat, yang tidak terkelola dengan baik, telah menciptakan dampak kesehatan serius akibat paparan merkuri. Masyarakat sekitar mengalami gangguan kesehatan seperti kerusakan sistem saraf dan penyakit kulit. Selain itu, tambang ini memunculkan ketergantungan ekonomi yang rentan karena bergantung pada harga emas yang fluktuatif, tanpa memberikan solusi jangka panjang untuk kesejahteraan masyarakat.
_____
Luas Pulau Lembata yang Kecil: Risiko Kerusakan Total
Dengan luas hanya 1.266,40 km persegi, Pulau Lembata tidak memiliki kapasitas untuk menanggung kerusakan besar akibat aktivitas tambang emas. Pulau kecil seperti Lembata memiliki ekosistem yang saling bergantung---kerusakan pada satu bagian lingkungan, seperti hutan atau sungai, dapat menyebabkan kerusakan yang meluas. Misalnya, pencemaran air akibat tambang emas akan langsung berdampak pada sektor pertanian, perikanan, dan kebutuhan air bersih masyarakat.
Pulau-pulau kecil juga memiliki kapasitas regenerasi ekosistem yang lebih lambat dibandingkan wilayah yang lebih luas. Jika tambang emas di Kedang menyebabkan deforestasi atau pencemaran tanah, maka puluhan tahun ke depan mungkin diperlukan untuk memulihkan lingkungan, dengan kemungkinan besar kerusakan tidak dapat diperbaiki sepenuhnya.
Baca juga; Isu Tambang Emas di Kedang
_____
Bisnis Kepentingan dan Politik yang Tidak Berpihak pada Rakyat
1. Kolusi antara Investor dan Pemangku Kebijakan
Pengalaman dari berbagai proyek tambang di Indonesia menunjukkan adanya pola kolusi antara investor dan pemangku kebijakan untuk mengamankan izin tambang, sering kali tanpa melibatkan masyarakat lokal secara adil. Kepentingan ekonomi jangka pendek para investor sering kali lebih diutamakan dibandingkan kepentingan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini berpotensi besar terjadi di Lembata, di mana transparansi pengelolaan sumber daya alam masih menjadi tantangan.
2. Kepentingan Politik di Atas Kepentingan Rakyat