Bahan-bahan:
- 1 ekor ayam, potong sesuai selera
- 400 ml santan kental
- 3 lembar daun jeruk, iris tipis
- 2 batang serai, memarkan dan iris halus sebagian
- 1 lembar daun pandan, iris tipis
- 2 sdm air jeruk nipis
- Minyak untuk menumis
Bumbu Halus:
- 6 butir bawang merah
- 4 siung bawang putih
- 10 buah cabai merah keriting
- 5 buah cabai rawit merah (opsional, untuk pedas ekstra)
- 1 ruas jahe
- 1 ruas kunyit
- 3 butir kemiri
Cara Membuat:
- Lumuri ayam dengan air jeruk nipis dan sedikit garam. Diamkan 15 menit, lalu goreng hingga setengah matang.
- Tumis bumbu halus bersama irisan daun jeruk, irisan serai, dan irisan daun pandan hingga harum.
- Masukkan ayam goreng, aduk hingga bumbu merata.
- Tambahkan santan, aduk perlahan agar santan tidak pecah.
- Masak dengan api kecil hingga ayam matang, kuah mengental, dan bumbu meresap. Koreksi rasa.
- Sajikan panas-panas dengan nasi putih.
Keseruan di Dapur
Sambil memasak, suasana di dapur penuh dengan obrolan santai dan tawa.
"Bu, kenapa masak Ayam Paniki ini kayak bikin skripsi ya? Banyak banget tahapannya!" ujar Jaya sambil terus mengaduk kuah santan.
Ibu Monic tertawa.
"Hahaha, kalau cuma goreng ayam aja nggak bakal seenak ini, Mas! Masakan tradisional itu memang butuh cinta dan kesabaran."
Ketika Jaya mencoba menumis bumbu halus, ia malah terbatuk-batuk.
"Waduh, pedas banget aromanya! Saya nyerah, Bu, tangan saya aja udah kebakar nih gara-gara cabai!"
"Mas, sarung tangan kan sudah saya kasih tadi! Hati-hati kalau main cabai, nanti malah melek setengah hari," canda Ibu Monic sambil mengaduk kuah ayam.