"Ya udah, tapi kita naik motor ya, biar bisa kekejar waktu ibadah nanti, jam 4 sore Mama sudah pulang," Sebenarnya paling malas dibatasi waktu, apalagi itu untuk berkumpul bersama teman satu hobi.
 Tapi daripada tidak pergi akhirnya setuju saja. Perjalanan naik motor lumayan melelahkan dan banjir keringat. Merasa tidak pede karena keringat. Tapi apa boleh buat, tidak bawa ganti.
Sempat juga nyasar, tapi sekarang zaman sudah canggih. Ada goegle maps. Untung saja petunjuknya benar. Akhirnya sampai di tempat dan melihat ada seseorang di bawah yang memakai kaos Perawan Vestal, segera aku menjumpainya ternyata temannya Mba Widz.
Satpamnya juga ramah langsung menunjukkan tempat pertemuan yag diadakan di lantai 2. Aku melihat sekeliling, ada tempat assecories kemudian ada caf. Kemudian dari jauh aku lihat seperti Mba Widz dan satu lagi pasti Koh Rudy, segera kujumpai mereka.
 Tanpa malu-malu aku langsung salam dan peluk Mba Widz, selama ini sering interaksi di facebook. Sebab aku sudah jarang menulis di blog Secangkir Kopi Bersama dan Kompasiana. Kemudian baru salam Koh Rudy. Yang ternyata orangnya selalu ramah sama ketika interaksi di grup Whatsap SKB.
Kemudian Koh Rudy meunjukkan ruangan pertemuan di belakang kafe. Aku ke ruangan tersebut ternyata sudah ada Mbak Lilik dan Mbak Mutiah. Benar-benar luar biasa, selama ini berinteraksi hanya di dunia maya. Aku sangat Bahagia, luar biasa. Pertemuan yang lama aku nanti.
 Ternyata sebelumnya sudah ada Ayah Tuah, Pak Budi Susilo, dan Pak Hendro. Mereka sholat Jumat makanya aku tidak langsung bertemu sama mereka. Tak berapa lama teman-teman berdatangan. Ada Mba Aneis, Novie Purwanti, Istri alm. Indra Rahardian, Mba Dini bersama  Mas Warkasa, Mas Syahrul, Pak Wuri, Pak Horas juga ada dan Pak Fernando dari penerbit Novel KAPV dan teman lainnya.
 Setelah semua makan siang, acara bincang-bincang mengenai buku pun dimulai dan sekalian selamatan Rekor Muri. Semua penulis yang hadir ada 16 orang, saking terpesonanya pada semua penulis, sampai lupa foto satu persatu. Hanya ada foto rame-rame. Tapi tak apalah yang penting ada kenangan.
Kemudian acara selanjutnya maju ke depan penulis mengisahkan bagaimana saat proses penulisan bab per bab. Setelah itu tanda tangan buat kenang-kenangan. Dan pembagian doorprice dari Mba Widz. Sungguh pengalaman yang sangat membahagiakan dan membanggakan. Â Pernah menulis salah bab dari sebuah Novel dan terdapat 33 penulis di dalamnya. Â Sehingga menjadi Rekor Muri sebab langka.
Kabar gembira lagi setelah share di status Whatshap mantan murid juga pesan. Dan teman juga pesan penasaran atas Novel KAPV. Â Semoga kedepannya semakin banyak pembacanya. Salam bahagia buat kita semua terlebih penulis yang terlibat atas Novel KAPV.