Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kamu Nanye Bertanye-tanye

26 Januari 2023   17:23 Diperbarui: 26 Januari 2023   18:16 360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sumber gambar dokri

Kamu Nanye Bertanye-tanye

Kamu tanya
Bertanya-tanya
Apa yang ingin kau tanya
Buat apa bertanya

Mengapa bertanya-tanya
Sudah tahu nanya
Sengaja bertanya
Bagaimana bisa terus-terusan bertanya

Berulangkali video kamu nanye yang ditayangkan di aplikasi Tik-Tok berseliweran di beranda. Bahkan sudah banyak yang membagikan dan dikirim ulang. Hingga menjadi trending topik atau fyp. Dan akhirnya video itu menjadi viral.

Lambat laun kata-kata kamu Nanye dari anak kecil hingga dewasa mengucapkan kata-kata "Kamu Nanye"

"Bertanye-tanye"

Hingga di kepala kata-kata itu menempel seperti perangko. Saat hening mencekam tiba-tiba, tiada angin tiada hujan. Dirga menyeletuk. Pada saat pelajaran Bu Deny mata pelajaran Agama Islam.

"Kamu nanye, bertanye-tanye." Serempak terdengar ketawa ngakak anak-anak. Aku terlongo. Apa yang terjadi? Sehingga kepala pun ikut bertanya-tanya.

"Aku memanggil Dirga ke depan. Dan menyuruhnya mengucapkan kata yang serupa sebanyak 15 kali. Hingga kalimat itu sepertinya nempel di dasar pikiran yang terdalam. "Kisah Bu Denny seusai mengajar pada jam istirahat.

Ada rasa penasaran untuk melihat videonya di Tik-Tok. Seperti apa ya videonya itu. Scroll dan scroll kemudian ketemulah videonya.

Sungguh menyebalkan ketika aku menontonnya. Segera buru-buru dilewati. Lah ternyata kalimat itu terdengar lagi. Dimana dalam keadaan anak-anak sedang mengerjakan tugas dari Ibu Denny guru agama Islam.

Ternyata bukan hanya Bu Denny, aku juga mendengar cuitan tersebut.
Pagi ini di jam pertama kelas X-6, aku mendengar lagi cuitan tersebut. Pagi hari masih fresh. Anak-anak masih semangat untuk belajar.

Anak-anak mengatakan ada anak baru. Aku kira sudah kenalan. Ternyata baru masuk dalam minggu ini.

 Laku aku bertanya tentang anak baru itu siapa, memohon agar datang ke depan memperkenalkan diri. Ternyata ada saja anak menyelutuk. Kuping ini pun dengar saja cuitan itu. Sangat menggelitik kuping.

"Kamu nanye," ujar Gerry saat itu aku menanyakan kehadiran anak baru.

"Lho siapa tadi yang bilang, kamu nanye?"

"Gery Bu," ujar temannya yang duduk di belakang.
 
"Gery yang mana?"

"Saya Bu," Gery sambil tunjuk tangan.

"Sini ke depan,"

"Saya Bu," Gery belum yakin disuruh ke depan.

"Iya kamu, sini dulu dekat ibu."Aku menunggu Gerry mendekat persis di sampingku. Gerry berdiri di sebelahku. Aku duduk di meja guru terletak di depan dekat jendela.

Lalu aku menyuruhnya mengulangi kata-kata yang barusan diucapkannya. Hingga sampai sepuluh kali.

"Lima kali saja Bu," Gery menawar lagi hukumannya.

"Sepuluh kali, silahkan, cepatan," aku menyuruhnya lagi. Gerry masih cengengesan. Menguji kesabaranku.

Akhirnya Gerry mengucapkan kata kamu nanye sampai sepuluh kali. Setelah duduk di bangkunya baru aku nasihati lagi. Lain kali jangan suka menjawab jika tidak ditanya. Apalagi saat itu bukan dalam keadaan bercanda. Memang Gery maksudnya bercanda. Untung saja masih pagi, masih segar. Udara bersahabat, aku menegurnya dengan banyolan juga.

"Kamu nanye"
"Bertanye-tanye"
"Kenapa kamu nanye"

"Gerrr ... Ha ... Ha .. ," Suara koor anak-anak." Suasana menjadi santai tapi serius. Setelah itu semangat 45 mereka belajar. Tugas minggu lalu dibahas. Yang bersedia menjawab duluan silahkan maju ke depan. Menulis jawaban di papan tulis. Biar mereka terbiasa maju ke depan dan tidak malu-malu dan kaku. Semuanya ambil bagian.

Bagi yang belum mendapatkan nomor tetap ditanya satu-satu jawaban yang berbeda dari papan tulis.

Semangat anak-anak jangan lupa tugasnya dikerjakan.

Bekasi, 26012023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun