matematika datang.
Pagi yang cerah, hening dan senyap seperti tidak berpenghuni. Ternyata anak-anak sedang ujian. Semuanya fokus dan resah. Ada saja anak-anak yang bengong. Bingung mau jawab apa. Lagi ujian tersulit seantero jagad raya. Keheningan itu buyar ketika sang guruUjian matematika jam pertama. Lumayan menguras energi dan pikiran. Rumus-rumus menari-nari di kepala. Berseliweran namun tidak ada satupun yang sesuai. Waktu sudah menunjukkan pukul 8.30 WIB. Setengah jam lagi sudah jam 09.00 WIB.Â
Tidak terasa soal masih separuh lagi belum dikerjakan. Masih beruntung soalnya pilihan ganda. Tinggal menghitung kancing apabila waktu sudah hampir habis. Dan untungnya menggunakan ujian online, tinggal klik dan klik selesai. Cuaca juga mendukung cerah sehingga sinyal lancar jaya.
Wajah kusut mewarnai setiap anak-anak. Guru matematika yang terkenal killer mendatangi ruang sebelas terdiri dari kelas X dan XI.
"Selamat pagi anak-anak!"
"Selamat pagi Pak," anak-anak menjawab serempak.
"Nomor berapa yang belum dijawab hingga sekarang?" Ujar Pak Monang dengan wajah serius. Sepertinya ingin membantu anak-anak menjawab soal yang sulit.
"Nomor 2 , Pak," hampir seluruh anak-anak menjawab pertanyaan Pak Monang .
"Nomor 2, sampai sekarang belum tahu. Sudah kelas X dan XI," Pak Monang geleng-geleng kepala.
Pak Monang menghampiri papan tulis dan mengambil spidolnya. Kemudian menuliskan angka 2 di papan tulis.