Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Terpendam

30 Juni 2022   06:17 Diperbarui: 30 Juni 2022   06:23 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar

https://pin.it/7sstX5V

Cinta Terpendam

Ranumnya senja
Berwarna jingga keemasan
Usia senja tak melunturkan
Cinta yang tersemat di dada

Sudah beberapa purnama berlalu
Rasa sakit terhujam di dada
Tetap saja rasa ingin memiliki
Kuat dan kokoh

Aku tetap ingat
Janji setia yang telah terucap
Takkan berpaling
Jiwa dan raga hanya untukmu seorang

"Hentikan Aisyah sebelum semuanya terlambat!" Arini mengingatkan Aisyah agar tidak menggangu keluarga Arman.

"Aku tidak salah Arini, dia yang telah merebut Arman dariku. Akan aku buktikan padanya siapa yang salah."

"Tapi mereka sudah punya anak Aisyah, lupakanlah. Masih banyak lelaki yang lebih baik dari Arman.

"Aku tidak mau tahu Arini. Biar Arman tahu siapa istrinya," Aisyah masih teguh pendiriannya ingin merebut Arman dari Mira.

"Kasihan anak-anak Aisyah, mereka masih kasih sayang Ayahnya." Arini tetap berusaha memberikan pengertian kepada Aisyah.

"Mereka sudah mau bercerai walaupun belum ketemu denganku. Aku tidak bersalah, dia yang bersalah. Menggunakan akal liciknya menjerat Arman Arini."

"Apakah separah itu kisah ceritanya," Arini tidak tahu kisah sebelumnya. Arini berteman akrab dengan Aisyah masih seumur jagung. Lebih kurang tiga tahun.

Arini memang membantu Aisyah membuat akun facebook. Arini pikir agar Aisyah menemukan kekasih hati yang sudah lama tidak bertemu. Berulang kali Aisyah dijodohkan oleh orang tuanya selalu gagal. Sebab di hati Aisyah hanya ada Arman seorang. Padahal Arman sudah dua kali menikah bahkan sudah punya anak. Dari istri pertama memiliki satu orang anak. Istri kedua memiliki dua orang anak masih usia SD. Yang bungsu kelas satu, sulung kelas dua.

Hati Aisyah terukir indah dan permanen di hati yang paling dalam. Janji mereka ketika kisah cinta pada masa putih abu-abu terukir indah di pohon sekolah. Bahkan berjanji setia sampai mati. Jika melanggar janji pernikahannya gagal dan berujung cerai.

 Hubungan mereka tidak dapat restu meskipun saat itu Arman sudah mulai menginjak sukses. Sudah bekerja di kantor pemerintah. Tetapi karena beda agama ayah Aisyah tidak setuju.

Aisyah nekat kabur dari rumah. Merantau jauh ke Jakarta. Aisyah berusaha melupakan semua hal yang menyakitkan. Bahkan Arman saat itu datang lagi melamar ke rumah Aisyah dan bersedia mengikuti agama Aisyah.

Suatu sore di beranda rumah, Arman hadir, masih berharap orang tua Aisyah bersedia menerima dia menjadi menantu.

"Om, saya bersedia mengikuti Aisyah apapun itu. Saya sudah berjanji sehidup semati dengannya," ujar Arman

Ayah Aisyah kaget, melihat Arman, memandang wajahnya apakah itu tulus diucapkan.

"Benarkah kau mau meninggalkan orang tuamu demi Aisyah.

"Benar Om, setulus hati dari yang terdalam. Aku menginginkan Aisyah menjadi istriku, sehidup semati.

" Sayang kau terlambat Nak Arman, Aisyah sudah pergi bahkan kami pun tidak tahu keberadaannya. Semoga kalian berjodoh. Carilah dia sampai ketemu. Jika ketemu saya merestui hubungan kalian." Ayah Aisyah akhirnya mengalah demi kebahagiaan mereka.

Bertahun-tahun Arman mencari Aisyah tak bisa bertemu. Bahkan teman Aisyah bernama Dina yang dulu dekat padanya merayu Arman. Dina memutarbalikkan fakta. Bahwa Aisyah tidak mau bertemu dengan Arman lagi. Melupakan semua janji setia mereka. Bahkan ingin menikah dengan orang lain. Dina tidak memberi celah. Sehingga Dina mendapatkan Arman menjadi suaminya.

Kabar itu sampai juga ke telinga Aisyah di tempat rantau. Sangat sakit rasanya. Ingin membenci Arman, tapi apalah daya cinta mati. Setelah tiga tahun berumah tangga mereka bercerai karena orang ketiga. Laksmi merebut Arman dari Dina. Arman terjebak dalam pernikahan bahkan sampai memiliki anak. Namun hatinya tetap untuk Aisyah. Sampai usia delapan tahun percikan api cemburu mulai lagi.
Laksmi tidak tahan, Arman tidak pernah mencintainya sepenuh hati. Bahkan mereka sudah punya anak dua. Pertengkaran sering terjadi.

Dan proses perceraian berjalan. Arman sering memimpikan Aisyah. Bahkan terkadang sering mengingau. Pemicu perceraian mereka.

Tak berapa lama Arman mencari lagi akun Aisyah di Facebook. Ternyata dia sudah buat akun. Padahal sudah lama melakukan pencarian. Arman sudah hijrah juga ke Jakarta. Bekerja menjadi sopir di angkatan udara. Lumayanlah gajinya terkadang ditambah lembur.

Aisyah memberanikan diri membuat akun facebook. Dia mencari tahu keadaan Arman.

"Sudahlah Aisyah jangan terlalu diharapkan. Nanti jika kalian menikah beberapa tahun kemudian minta cerai bagaimana?" Ujar Arini masih mengingatkan Aisyah agar berusaha melupakan Arman.
"Cinta kami suci dan abadi, meskipun dia dua kali menikah. Akulah cinta pertama dan terakhir. Akulah pelabuhan terakhirnya," Aisyah tetap teguh pada prinsipnya. Tidak merasa bersalah meskipun dia menyakiti hati sesama perempuan. Menurut Aisyah sudah terlalu lama dia mengalah. Cinta harus diperjuangkan.

Aisyah merasa seperti remaja lagi. Padahal sudah berumur 45 tahun. Penantian yang panjang.

"Bagaimana jika nanti kau tidak memiliki anak darinya,"Arini masih saja  ragu akan keputusan Aisyah.

"Aku sudah tidak peduli Arini ini adalah takdir kami untuk bersatu. Cinta kami abadi meskipun tidak memiliki anak. Cukup dengan bersama mengarungi bahtera rumah tangga. Aku sudah bahagia." Binar bahagia tersirat jelas di wajah Aisyah.

Setelah beberapa bulan bertemu Arman melamar Aisyah. Cinta lama bersemi kembali. Orang tua Aisyah setuju dan mereka menikah di kampung. Orang tua Arman pun hadir. Merestui pernikahan mereka agar langgeng sampai kakek dan nenek sampai maut memisahkan.

Aisyah menerima kekurangan Arman. Biarpun dia memiliki tanggung jawab Aisyah tetap bahagia. Cintannya berbalas meskipun ada yang tersakiti. Istri kedua Arman tidak bisa berbuat banyak. Dia tahu kisah cinta mereka. Akhirnya merelakan mereka bersatu.

Tamat

Sudah ditulis di Kaskus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun