Segera Berpisah Bila Selalu Ada Badai Melanda
Menikmati momen Valentine dengan "ayang". Dengan cara sederhana sisa sepotong coklat berbagi saling mengucapkan selamat hari valentine. Biasanya jika valentine ada coklat silver queen.Â
Setiap tahun suami memberikannya kali ini hanya sepotong kue better. Berhubung kami masih isoman. Begitulah cara kami mengungkapkan kebahagiaan.Â
Bahkan suami masih mengirimkan gambar selamat hari valentine ke WhatsApp. Padahal aku disampingnya. Seru-seruan saja, menikmati masa bulan madu. Hanya bedua di rumah selama seminggu. Anggap saja lagi di luar kota atau di Capocodia Turki. Berkhayal bisa saja asal jangan keterusan.
Begitulah cara kami agar selalu langgeng dan harmonis. Sehari-hari selalu memberikan kabar walaupun malamnya bertemu. Saling berkirim foto mengucapkan selamat pagi. Pokoknya berpacaran terus sepanjang hayat.
 Tetapi dulu ketika saya bekerja di perusahaan masih gadis saat itu. Ada seorang ibu setiap bulan ada saja bekas pukulan  di pipi kadang bibir dan mata.
Seringkali dia memakai kacamata agar tidak kentara bekas pukulan biru-biru. Awalnya ibu itu tidak mengakui bahwa suaminya telah melakukan kekerasan.
Hubungan mereka tidak sehat. Ibu Mira bukan nama sebenarnya. Memiliki 4 orang anak dari suami yang pertama. Kemudian entah alasan apa dia menikah dengan pria yang tidak jelas pekerjaannya. Hanya memanfaatkan tanah kosong yang belum digarap pemerintah.Â
Berkebun sayuran. Ibu Mira masih membiayai kebutuhan anak-anaknya sedangkan suami yang kedua tidak peduli. Yang penting setiap hari makan. Dia hanya mengandalkan istrinya bekerja tanpa peduli bagaimana jungkir balik ketika bekerja sebagai kuli di perusahaan. Seringkali gaji tidak cukup untuk biaya makan.Â
Sedangkan suami menuntut dibelikan rokok. Bila tidak disediakan terjadilah adu mulut dan ujung- ujungnya ibu Mira kena pukul dan ditendang oleh suaminya.
 Mendengar cerita Ibu Mira saya sangat geram. Dan kami teman-teman kerja menyarankan agar segera pisah saja daripada setiap hari dipukuli terus. Masih mending punya penghasilan yang ada hanya pengangguran.
Ibu Mira masih mempertimbangkan. Dia masih ingin ada suami membantunya, menemani di kala malam yang dingin. Tetapi karena suami ringan tangan.
 Dan suka memaksakan kehendak. Akhirnya Ibu Mira mendengar nasihat kami meninggalkan dan menceraikan suaminya. Ternyata pernikahannya hanya pernikahan siri.
Memikirkan Ibu Mira terkadang membuat saya ragu untuk mengenal lelaki. Tetapi teman-teman berkata tidak semua lelaki seperti itu.
"Buktinya suamiku sangat menyayangi dan mencintaiku tak pernah sekalipun tangannya mendarat di tubuhku ," ujar Mba Atun.
Setelah Ibu Mira bercerai kehidupannya mulai berubah. Dia sudah bisa mempercantik diri. Merias dan semakin hari semakin cantik. Senyum mengembang di wajahnya yang cantik. Walaupun sudah kepala empat dan memiliki anak empat Ibu Mira masih cantik dengan rambutnya yang panjang hitam tebal. Seperti rambut smoothing.
Saya menyarankan kepada Ibu Mira agar tidak usah menikah lagi. Lagian kan sudah punya anak. Mereka saja disekolah agar bisa membantu Ibu Mira di masa tua nanti.
 Ibu Mira hanya tersenyum, lihat saja nanti katanya. Benar dia hanya bertahan jomlo selama 5 tahun. Dia menceritakan kisah calon suaminya yang ketiga. Saya tetap tidak setuju nanti jika seperti suami ibu yang kedua bagaimana?
" Tenang saja Ester, dia baik banget kok."
Akhirnya setuju tidak setuju dia tetap menikah ketiga kalinya. Setelah saya keluar dari perusahaan. Mendapatkan kabar Ibu Mira bercerai lagi dari suami yang ketiga. Benar yang saya duga. Suaminya hanya baik di awal doang. Karena saat itu uang Ibu Mira banyak uang, setiap hari ada lemburan.
Â
Seandainya Ibu Mira bisa tetap setia pada suami pertama dia tidak bakalan dapat kekerasan rumah tangga. Anak-anaknya pun terlantar tidak ada yang tamat SMA. Sungguh disayangkan. Penyesalan datang belakangan. Hingga kini saya tidak tahu bagaimana kabar Ibu Mira. Terakhir dia telepon pada tahun 2015. Katanya dia bekerja sebagai pembantu di rumah orang kaya.
Bila sudah memiliki hubungan tidak sehat ( hubungan toksik) alangkah baiknya menyudahi saja daripada babak belur.
Sekian
Jangan lupa bahagia
Selamat hari valentine
Bekasi, 15 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H