Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Surat Cinta untuk Mantan Pacar

25 Februari 2021   05:52 Diperbarui: 25 Februari 2021   06:25 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Surat ini kutuliskan untuk kekasih hati. Yang paling aku sayang dan kasihi.

Dear,

Belahan jiwa tersayang

Bulan Februari penuh cinta. Seperti halnya kisah cinta kita diabadikan tepat tanggal 25 Februari. Hal yang kebetulan sayang. Dua menjadi satu.

Hari ini janji pernikahan kita genap 11 tahun. Cinta yang kita miliki tetap wangi seperti bunga melati. Tiada badai yang sanggup memisahkan kecuali maut.

Aku menyebutmu mantan pacar. Kenapa mesti itu kekasihku. Karena aku masih menganggapmu pacar. Pacaran itu selalu berbunga-bunga, meletup-letup seperti gunung Sinabung menyemburkan laharnya. Dahsyatkan?

Suamiku, aku ingin kita selalu berpacaran biar pernikahan ini awet muda. Langgeng terus sepanjang masa.

Aku tuliskan surat ini buat belahan jiwa terkasih dan tersayang. Yang sedang berada jauh di negeri seberang.
Berat nian rasanya bila sehari tidak berjumpa denganmu. Seperti bumi rasanya runtuh. Kaki ini terasa tidak memijak bumi. Aku benci ditinggal, suamiku. Aku benci sendirian. Aku benci berperan ganda. Aku tidak sanggup mengayuh bahtera sendirian tanpa hadirmu di sisiku.

Duhai kekasihku, kembali lagi, aku sendiri tanpa engkau di sampingku. Engkau pergi berlayar mengarungi samudera demi aku dan buah hati. Tapi bila ditanya hatiku, aku tidak sanggup sendiri. Rasanya hidup ini timpang. Setiap sudut ruangan sepi dan sepi selalu.

Malam-malam dingin apalagi saat ini hujan setiap hari. Hampa rasanya tanpa kehangatan darimu. Entah sampai kapan waktu berpihak padaku. Tetapi yakin suatu hari nanti, engkau tidak jauh lagi dariku.

Aku berdoa siang dan malam. Biar jarak ini segera pupus kekasihku. Tiada lagi yang aku inginkan. Hanya pelukan hangatmu, dekapanmu hadir setiap waktu. Suamiku, dupa-dupa setiap waktu pasti suatu hari nanti digenapi oleh-Nya. Kita bergandengan tangan lagi mengarungi bahtera rumah tangga.

Jarak ini kelak pupus. Kita bersama lagi. Berpacaran lagi. Aku tidak malu-malu selalu bergelayut di lenganmu bila kita berjalan berduan. Ke pasar berduan dari dulu mulai kita menikah hingga sekarang. Aku suka itu. Engkau menjagaku seperti porselin. Takut pecah dan rapuh.

Suamiku terima kasih telah setia dan sabar menghadapi aku. Tetaplah setia sampai nanti maut memisahkan kita. Bila saatnya tiba nanti, aku memohon kepada-Nya kita tetap bersama. Aku tidak mau ditinggal sendiri. Doa dan harapanku, engkau baik-baik saja dan sehat selalu walaupun jauh dari sisiku.

Salam sayang untukmu suamiku. Aku tunggu kehadiranmu di akhir pekan. Peluk cium hanya untukmu

Bekasi, 04022021

Sudah ditulis di Kaskus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun