Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terpaksa Bolos Sekolah karena Tunggakan

29 Januari 2021   14:25 Diperbarui: 29 Januari 2021   16:02 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi

Diary

Ada kisah masa sekolah dulu, ketika aku SMK. Kisah yang mengharu biru. Tinggal bersama nenek biasa  aku panggil " Tua"( inang namatua ). Kondisi keuangan mulai menipis, tinggal aku yang sekolah.

Sebelumnya bersama teman-teman , sudah mendaftar di SMA negeri. NEM termasuk tinggi, mudah masuk SMA negeri di kampung kami. Berkas sudah masuk, tinggal menunggu masuk sekolah. Seminggu kemudian Bow datang, adik bapak.

"Jangan masuk SMA nanti susah mencari kerja, kan kamu yatim piatu. Siapa nanti yang melanjutkan kuliahmu. Tua sudah renta, tidak sanggup lagi membiayainya."

Akhirnya berkas aku ambil dengan alasan mau pergi jauh ke rantau. Aku mencoba peruntungan mendaftar SMK negeri yang ada di kota Pematang Siantar terletak di jalan Bali. Apa yang terjadi, aku tidak lolos tes. Tesnya ada Bahasa Inggris, bahasa yang saya pelajari di SMP dan SMK. Itupun tidak mahir.

Setelah menerima pengumuman tidak lulus, Tua kebingungan melanjutkan sekolahku. Dia tidak sanggup kalau swasta. Berlinangan air mata, aku membayangkan putus sekolah. Dengan berat hati Tua menyekolahkan aku di SMK swasta tidak terlalu jauh dari rumah. Sekitar 15 menit naik angkot.

Sebelumnya bila sekolah di negeri SPP hanya Rp 3.500,' perbulan. Di swasta tiga kali lipat. Sehingga membuat Tua kadang telat membayar uang sekolah.

Apa yang terjadi bila telat membayar uang sekolah?

Aku selalu dipanggil ke kantor. Setiap mata pelajaran akuntansi selalu ditanyakan uang sekolah kapan bayar. Aku kan jadi malu di hadapan teman-teman dan guru. Akhirnya setiap pelajaran akuntansi aku bolos sekolah. 

Ada 3 hari berturut-turut. Aku pergi ke ladang, memetik kopi agar bisa membayar uang sekolah. Aku berasalan saja, lagi libur. Akhirnya Tua juga tidak menanyakan lagi.

Begitu masuk, alasanku kepada guru yaitu sakit. Selesai sudah perkara.

Bila itu masuk sekolah setiap pelajaran akuntansi, aku usahakan tidak masuk. Izin ke guru piket dengan alasan sakit perut. Piket percaya saja berhubung zaman itu badanku kurus kering. Tinggi 162 berat 45 kg.

Apa yang terjadi setelah aku selalu bolos. Tidak bisa mengikuti pembelajaran akuntansi. Tidak tahu apa-apa lagi tentang pelajaran itu. Termasuk pelajaran yang lain kena imbasnya juga. 

NEM yang aku terima nilainya menyedihkan ikan mas semua. Apalagi akutansi menyakitkan, di izajah tertulis 5. Menyebalkan mengingat itu. Nilai, SD, SMP sungguh menakjubkan, bahkan saat SD nilai matematika 9 di izajah.

Padahal aku suka pelajaran hitung-hitungan tetapi karena gurunya selalu ambil andil memanggilku selagi belajar, akhirnya aku benci pelajarannya. Bahkan pada saat belajar buku paket juga tidak bawa. Benar-benar masa SMK menyedihkan tidak ada kenangan indah.

Sekarang aku di posisi wali kelas.  Sekolah swasta gaji dari siswa. Dengan menejemen sekolah menekan wali kelas menagih tunggakan orang tua. Sesopan mungkin berbicara dengan orang tua. Bila berhadapan dengan uang sangat riskan apalagi  masa pandemi sekarang ini.

Sebelum pandemi tunggakan disampaikan lewat anak dengan dipanggil satu-satu. Menyampaikan dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan anak.

"Tolong sampaikan kepada orang tua bahwa tunggakan sekolah sekian. Kamu jangan terlalu memikirkan, cukup orang tua saja yang bertanggung jawab di sini. Tugasmu adalah belajar."

Sebisa mungkin aku memahami anak-anak. Bahkan orang tua, bila ada yang memohon. Aku segera saja mengabulkan. Kadang orang tua mengalami kepahitan untuk hidup. 

Yang penting mereka datang menghadap. Dengan seperti itu mereka merasa longgar tidak dihantui perasaan bersalah belum bayar tunggakan. Memberikan kelonggaran seperti itu malah kadang rezeki mereka lancar dan tunggakan juga lancar.

Sebisa mungkin menghadapi orang tua dengan pengalaman yang pernah aku alami. Semoga keadaan ini segera berakhir. Berkat mengalir demi anak bangsa.

Erina Purba

Bekasi, 28 Januari 2021

Sudah tayang di Kaskus

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun