Mohon tunggu...
Lesterina Purba
Lesterina Purba Mohon Tunggu... Guru - Penulis

Hidup hanya sebentar perbanyaklah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Di Ujung Penantian Kinanti

7 Mei 2020   19:36 Diperbarui: 7 Mei 2020   19:31 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokri aplikasi Pitu

Bonar : Dia buka koperasi sendiri Kak, semenjak beberapa bulan lalu kena PHK.

Riani : jadi pekerjaannya seperti itu. Sebentar kakak ngomong dulu sama Ibu ya, apakah setuju atau tidak. Tidak berapa lama. Bonar gelisah menunggu keputusan sang kakak.

Riani : Dek, setelah kami bicara dengan ibu dan kakak iparmu. Kami tidak setuju Adek menikah dengan pacarmu karena pekerjaanya itu tidak cocok dengan keluarga kita. Kita akan hancur bila mengerjakan pekerjaan koperasi seperti itu. Ingat kakak sulung kita meninggal dibunuh orang gara-gara bekerja di koperasi simpan pinjam seperti itu.

Bonar : jadi kakak dan ibu tidak setuju

Riani : iya Dek, kakak tidak mau kehilangan saudara lagi, tinggal kamu satu-satunya saudara kakak. Lebih baik tinggalkan dia cari lagi anak gadis yang lain. Perempuan masih banyak kok. Tidak apa yang pengangguran. Nanti kita cari pekerjaannya.

Bonar : iya kakak, aku usahakan menghapus kenangan ini.

Riani : semangat selalu ya Dek,kakak yakin kamu pasti bisa melupakannya.

Sepertinya dunia tak bersahabat . Mentari juga ikutan mendung tidak cerah biasanya menyengat. Hubungan Bonar dengan Kinanti tergantung dan terancam putus. Bonar dengan berat hati menyampaikan keputusan agar mereka tidak melanjutkan hubungan lagi. Bahkan sampai memutuskan tidak apel malam minggu lagi. Berusaha menjauh. Bonar tidak mau berlarut-larut akhirnya memutuskan terus terang saja kepada Kinanti. Pertemuan terakhir mereka di ruamah Kinanti.

"Maafkan Abang ya Dek, sebenarnhya jika aku mau sekarang kita kawin lari saja. Tapi Abang hanya punya kakak satu-satunya."

"Abang, sebenarnya aku tidak bisa berucap kata-kata lagi Bang, hatiku hancur, padahal emak sudah sangat senang mendengar renacan kita melanjutkan hubungan serius.   Sungguh aku tidak tahu bagaimana lagi Bang." Kinanti sambil menangis tak kuasa berpisah dengan Bonar.

"Maafkan Abang ya Dek, semoga perpisahan ini adalah kebahagian kita berdua. Kelak Ade menemukan yang lebih baik dari Abang. Mari kita sama-sama melangkah. Kita tetap berteman ya. Kasih kabar jika suatu saat nanti kamu duluan menikah." Bonar  tak kuasa menahan air mata, rasanya sesak di dada. Kenapa mesti seperti ini, setelah sekian lama cinta berlabuh akhirnya tidak bisa bertautan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun