Mumpung dapat uang pesangon untuk modal koperasi. Jadi langganan Kiananti ada sekitar 20 orang di pasar. Rata-rata mereka meminjam uang sekitar 2juta sampai 3 juta dan bunganya sekitar 20 %. Kinanti mengutipnya harian untuk pembayaran bunganya. Bonar hanya ikut menemani saja. Setelah semua ditagih , mereka mampir ke warung makan hari sudah siang.
"Nanti kita kemana Bang,"
"Yuk ke kebun bunatang Ragunan saja sekalian lihat saudara!"
"Tidak kesiangan kita ke sana,"ujar Bonar lagi.
"Tidaklah Bang, malah jam segini agar di sana banyak yang berkunjung."
Mereka pun berangkat bahkan sampai jam lima sore sampai tutup Ragunan baru pulang. Berpelukan di motor hal yang sangat menyenangkan.
Kisah cinta Bonar dan Kinanti sangat serius bahkan mereka merencanakan melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Suatu sore Bonar menelepon keluarganya di kampung kebetulan Ibundanya tinggal bersama kakak Riani karena bapak Bonar sudah meninggal.
Bonar : Kak, aku sudah punya calon, rencanaya bulan depan aku mau melamarnya. Bagaimana kakak setuju kan? Bonar sangat menharapkan persetujuan ibunda dan kakak satu-satunya.
Riani : baguslah itu, kakak setuju, umurmu kan sudah 28 tahun. Sudah saatnyalah berkeluarga.
Bonar : Benarkah kakak setuju, biar hari Sabtu besok aku ke rumahnya melamar di depan keluarganya. Orang tuanya malah senang kok Kak.
Riani : dia kerja dimana?