Sesak menyusup dan membahana
Merebak dalam dada tak menyisakan jeda
Tak ingin kulepaskan genggaman ini
Seiring lirih kusayupkan asma sang ilahi
Melintas semua kenangan diri
Setiap kebersamaan denganmu wahai malaikat hati
Ku sadari inilah akhir dari kisah kita
Namun jiwa bergejolak menolaknya
Ya Allah ... Aku ikhlas
Lirih kuucap walau batinku berontak
Kuingin kemudahan dalam perjalananmu mama
Berpulang menghadap penciptamu yang Mulia
Untaian syukurku tak pernah putus
Telah bertakdirkan menjadi putrimu
Kasih sayangmu tiada pernah pupus
Walau tak lagi bersama merajut waktu
Mama...doa tulusku menyertaimu
Hembusan nafas terakhirmu pada wajahku
Selalu kurasa hingga kini
Menjadi penguat aku dikala gundah hati
Di bawah Kamboja kuning ini
Kuuntai doa kerinduan hati
Kuyakin perpisahan ini
Akan berbuah manis kelak di surga nanti
Untukmu Mama...
yang enggan kulepaskan namun tak kuasa untuk terus kugenggam
(Bumi Asih, 18 Nopember 2022)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H