Assalamu'alaikum wr. Wb.
Dear Cimahi... kampung halaman tanah kelahiranku...
Meski hanya sekitar 5 tahun  aku bersamamu, banyak kenangan indah terpatri & membentuk diriku yang sekarang.
Aku masih ingat rumah yang kutinggali dulu. Di sebuah komplek militer. Pintu dan jendela berukuran besar dengan bentuk khas, membuat aliran udara mengalir bebas saat daun jendela & pintu dibuka. Membuat rumah mungil itu selalu dipenuhi udara sejuk dan segar.
Tampak muka rumah, di bagian bawah dinding ditempeli batu alam berwarna abu gelap. Khas arsitektur bangunan  kolonial.
Dan tampak bangunan serupa, tidak hanya berlaku di rumah, tapi juga di sekolah Taman Kanak-kanak ku dan juga di RS tempat aku lahir, juga kantor Bapak dan RS tempat ibuku bekerja.
Aku ingat setiap hari ke sekolah diantar dengan becak.
Suatu hari, keisengan anak-anak membuat aku jatuh dari becak tepat diatas rel kereta api. Pelipisku membentur batang rel. Meninggalkan bekas hingga kini.
Keluarga kami saat itu memelihara seekor anjing yang lucu dan sangat setia. Bahkan ketika aku bersama ibu naik becak menuju pasar, anjingku terus berlari mengikuti becak.
Sayangnya saat keluargaku harus pindah ke Jakarta, anjingku ga bisa diajak. Dia tinggal bersama bibi. Tapi kata bibi, sejak itu anjingku jadi pendiam dan perlahan ga mau makan hingga akhirnya sakit.
Terimakasih anjing setia sudah menemani masa kecilku...
Ahhh...kenangan indah di Cimahi...
Dear Jakarta....kampung halaman tempat aku sekarang berdomisili...
Sejak aku tinggal di Jakarta hingga kini, begitu pesat perkembangan dan pertumbuhan kota Jakarta. Begitu banyak perubahan karena cepatnya pembangunan di Jakarta.
Beberapa tahun lalu, aku bersama Fakultas Arsitektur Universitas Pancasila melakukan penelitian terkait bangunan dan budaya asli Betawi atau Jakarta. Saat itu kami temukan, ternyata hanya di kelurahan Sukabumi Utara yang masih terdapat beberapa rumah asli dengan arsitektur Betawi. Di Condet saat itu sudah tidak ada. Di Setu Babakan, banyak bangunan baru yang dibuat serupa dengan bangunan asli Betawi. Tapi bukan asli dari jaman dulu.
Di Sukabumi Utara pun masih berjalan sampai saat ini budaya kehidupan asli warga Betawi, seperti berjualan bunga, beladiri/silat, juga aneka kuliner asli Betawi masih mudah dijumpai, seperti Ketupat Sayur, Kerak telor, Laksa dan lain sebagainya.
Tapi saat ini, bangunan dengan arsitektur Betawi semakin berkurang.
Dear Cimahi dan Jakarta, kampung halamanku tercinta...
Aku sangat berharap, semoga Pemerintah Daerah lebih peduli dan lebih serius menggali semua kekayaan masing-masing daerah. Baik sejarah, arsitektur asli bangunan berciri khas lokal, aneka kuliner dan berbagai potensi kekayaan lokal.
Bulan lalu aku bersyukur berkesempatan bersama Wisata Kreatif Jakarta berwisata ke bangunan-bangunan besar di Jakarta seperti Masjid Istiqlal, Katedral dan gereja Imanuel. Bangunan-bangunan tersebut sudah menjadi bagian dari bangunan-bangunan di Jakarta yang ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Sehingga bentuk bangunan tidak bisa dirubah tampak luarnya.
Aku berharap, kebijakan serupa dapat diterapkan pada rumah asli Betawi maupun rumah dan bangunan dengan arsitektur kolonial di Cimahi.
Salah satu cara untuk merawat dan melestarikan bangunan bersejarah dan budaya asli kampung halaman adalah dengan mengadopsi konsep Heritage Tourism. Yaitu wisata yang menonjolkan warisan budaya dan sejarah suatu daerah sebagai daya tarik utama. Kampung halaman bisa menjadikan bangunan-bangunan tersebut disertai story telling tentang sejarah dan kuliner asli menjadi daya tarik utama wisata. Mempromosikan keunikan dan keindahan bangunan bersejarah, juga mengenalkan budaya dan kearifan lokal kepada wisatawan. Sehingga Heritage tourism bisa menjadi sumber devisa daerah yang sangat potensial.
Tentu diperlukan kerjasama dan partisipasi berbagai pihak.
Cimahi dan Jakarta tercinta...
Aku berharap akan lebih sering diselenggarakan kegiatan dan acara seperti Festival Budaya, Pertunjukan Seni tradisional, Kuliner tradisional. Yang semua bisa dikemas dalam bentuk Eduwisata. Sehingga wisatawan dan atau pelajar bisa belajar tentang sejarah, budaya dan berbagai kekayaan kampung halamannya lebih detail. Sehingga setelah mengenal tentu diharapkan semakin mencitai budaya dan sejarah kampung halaman.
Selain itu tentu akan memberikan pengalaman unik bagi wisatawan dan meningkatkan pendapatan warga setempat.
Tentu..., dibutuhkan promosi dan pemasaran yang baik. Juga persiapan fasilitas pendukung seperti infrastruktur pencapaian, parkir, toilet, tempat ibadah, tempat oleh-oleh dan sebagainya.
Semoga kampung halamanku menjadi tempat yang semakin indah dan penuh kenangan tak terlupakan. Mari menjaga dan melestarikan warisan budaya dan sejarah di kampung halaman, agar dapat diwariskan pada generasi selanjutnya.
Terimakasih Kampung Halamanku....Cimahi dan Jakarta tercinta....
Wassalamu'alaikum wr. wb.
Salam Kampung Halaman
Putri Soonard
Samber THR 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H