Mohon tunggu...
Lestari Soonard
Lestari Soonard Mohon Tunggu... Administrasi - Terus belajar

Arsitek yang Terapis, Fotografer, menyukai menulis, eksperimen masak, tanaman, anabul, senang belajar hal baru. Buku : The Miracle of Doa, The Wonderful Sedekah

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Festival Kebhinekaan: Merayakan Keragaman Melalui Desain Rumah Ibadah

12 Maret 2023   21:52 Diperbarui: 29 Maret 2023   04:58 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
GPIB PNIEL/Gereja Ayam (Dok. Pribadi)

Gereja ini termasuk paling tua di Jakarta dan sudah menjadi bangunan Cagar Budaya. Dibangun tahun 1913, selesai 2 tahun kemudian. Gereja ini dibangun sebagai kritik sosial pada pemerintah saat itu. Karena gereja saat itu yaitu GPIB Immanuel hanya untuk para pejabat. Akhirnya banyak orang Arab, Cina dll bergotongroyong membangun Gereja yan bisa menerima semua kalangan.

Interior GPIB PNIEL/Gereja Ayam (Dok. Pribadi)
Interior GPIB PNIEL/Gereja Ayam (Dok. Pribadi)

Seperti halnya bangunan peninggalan jaman Belanda, bangunan inipun mempunyai ciri langit-langit yang tinggi, bukaan yang banyak dan relatif besar. Sehingga sirkulasi udara optimal dan penerangan alami pun maksimal.

Bukaan berupa jendela, merupakan variasi bentuk kotak, lingkaran, melengkung yang berpadu menjadi keindahan tersendiri. Seperti juga halnya Indonesia yang beraneka ragam namun menjadi satu kesatuan yan indah dan unik.

Hal lain yang unik disini adalah semua meja, kursi, dan hampir seluruh lantai masih sesuai aslinya. Sudah berusia lebih dari 109 tahun.

Betapa indahnya cita-cita para pendiri bangsa ini. Terbayang baaimana mereka mengupayakan kemerdekaan hingga pondasi kebangsaan. Termasuk perencanaan disain tata kota, termasuk letak rumah-rumah ibadah, yang semua mengacu pada Pancasila dan menunjukkan kerukunan dan toleransi umat. Yuk...kita lanjutkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun