Ting, notifikasi masuk lagi.Â
[Maaf, melayani Anda sama saja pemborosan, nomer Anda saya blokir!]Â
Masya Allah, ternyata suami pelit bisa dipastikan tidak selingkuh meskipun tidak semuanya begitu.
Sore hari.Â
Suara mobil terparkir di garasi, itu pasti Mas Anang pulang. Aku harus menyambutnya dengan baik karena meskipun pelit, dia suami yang setia.Â
"Udah nggak ngambek, Ma?" tanyanya dengan heran karena mungkin melihatku senyum dan menyambutnya dengan baik. Sebab ketika aku ngambek, jangankan menyambutnya, bicara saja tidak. Aku menggeleng.Â
"Nih, pesenan Mama," kata pria yang wajahnya mirip Andy Lau kalau pake sedotan sambil menyerahkan bingkisan. Ketika membuka bingkisan tersebut betapa kagetnya aku, ternyata isinya adalah semua pesanan yang aku berikan tadi. Masya Allah.Â
"Oh, makasih Papa sayang, I love you," ucapku sambil mencium pipinya.
"So sweet, deh, Papah," lanjutku lalu pegi ke kamar untuk meletakkan tas kerja Mas AnangÂ
Tahu gitu tadi nyatetnya yang banyak, yah. Ehm ... Nyesel aku, ha ha ha
"Tunggu!" ujar suamiku. Aku pun menghentikan langkah dan menengok ke arahnya.Â