Waktu itu dia yang tiba-tiba memutusku tanpa memberi tahu alasannya. Namun, aku masih mencintainya hingga kini, hingga detik ini.
"Dek, Maafkan aku yang mengejutkanmu." Aku hanya mengangguk padahal dalam hati bertanya, ada apa? "Mas ke sini mau pamit, mau pulang kampung ke Semarang."
Gubrak!!!
 Kaget, aku pikir dia mau kembali padaku. Ah, aku yang terlalu gede rasa. Rupanya pamit Mas Rama pamit dan ingin pulang kampung serta meninggalkan kota ini. Kota Serang penuh kenangan. Kalau dia pulang kampung, aku tak bisa bertemu lagi dengannya, oh Tuhan ....
"Mas kesini ingin minta maaf atas semua yang Mas lakukan selama kita menjalin hubungan. Mas tahu, Mas banyak salah, Mas sering menyakitimu." Pria yang memiliki tinggi badan 178 itu terdiam sesaat kemudian menarik nafas panjang.
"Mungkin Mas tak akan kembali ke sini lagi. Ibuku menyuruh Mas untuk tinggal di kampung dan menjalankan bisnis yang dikelola oleh keluarga. Sekali lagi, maafkan Mas, ya. You are the best girl friend. Jika Allah menghendaki, kita pasti akan bersatu."
Seketika itu aku merasa lemas, air mata tak dapat aku bendung, mengalir deras bak air sungai, sakit.
Kenapa kemarin kamu putusin aku jika kamu memberi harapan padaku. Jangan pergi, Mas. Jangan! Aku tak bisa berpisah denganmu. Aku masih mencintaimu.
"Ri, Mas pergi, yah, besok pagi Mas berangkat."
Kuberanikan diri menatap matanya, air mataku masih mengalir, dia pun menatapku. Kami saling menatap dan tak bisa berkata apa-apa kemudian aku mendekat dan memeluknya, erat.
Sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan padamu, Mas. Namun mulut ini serasa kelu. Aku ingin tahu, kenapa kamu memutuskan hubungan denganku.