Ibu Amrih masih tidak percaya atas kelakuan Amrih sekarang ini. Padahal di sekolah Amrih terkenal sangat pintar hingga guru yang mengajarinya kalah pintar. Hal tersebutlah yang menjadikan Amrih jarang masuk sekolah. Amrih masuk sekolah hanyalah sewaktu pelajaran seni budaya dimana dia begitu bebas menggambar dan setelah pelajaran seni budaya usai dia kembali pulang.
Atas dorongan dari pihak sekolah dan berbagai kebimbangan secara diam-diam Ibu Amrih membawa anaknya ke dokter spesialis kejiwaan. Segala pasrah dan ikhlas menyelimuti hati Ibu Amrih.Â
Segala persiapan baik batin, mental, dan yang utama jiwa telah dipersiapkan ketika mendengar putusan dokter bahwa Amrih mengalami gangguan kejiwaan. Setelah berkonsultasi dengan dokter, akhirnya Ibu Amrih mengetahui bahwa anaknya mengalami superior intelligence.Â
Kondisi dimana anak memiliki bakat atau kecerdasan melebihi anak pada umumnya sehingga menyebabkan anak sulit berinteraksi dengan teman sebaya yang memiliki IQ dibawahnya dan cenderung hanyut pada kreativitasnya sendiri.Â
Peristiwa yang dialami Amrih memerlukan perlakuan khusus dengan penanganan lebih menekankan pada soft skill dan interaksi sosial. Secara tidak langsung, Amrih menjadi anak berkebutuhan khusus dengan kemampuan yang melebihi anak seumurnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H