Buah karya: Bundaku Ema ft Abdul Azis
Keluh Bunda
Benarkah???
Masihkan aku memiliki kasih putraku?
Masihkah aku berharga untuknya?
Ataukah angin t'lah berhembus terlalu kencang?
Dan perlahan menggiringku pergi?
Ataukah putraku t'lah menemukan kasih yg lebih berwarna di luar sana???
Tak heran jika akhirnya pun aku hanya ada di kepalanya, tak lg dihatinya
Aq sadar sang elang tlah mengepakkan sayap
Melaju terbang mengelilingi dunia
Menikmati indahnya surgawi
Namun ratapan hati tak mampu sembunyikan kerelaan hati yang sulit tercerna
Benih kekhawatiran akan besarnya kasih yang tersimpan
Saat semua t'lah terlampaui
Akankah sang elang ingat tuk kembali
Menjenguk impian kecil yg tertinggal
Kala dunia tlah digenggamannya
Masihkah dia akan sadar?
Ada bunda mungil yg slalu ada di sudut hatinya
Mengintip dunianya dalam diam
Dan menyisipkan doa di tiap langkahnya
Putraku
Aku menanti kabar kapan sang elang kan pulang ke pangkuan.
Kediri, 05 September 2020
Bunda,
Hanya engkau yang serupa telaga
Jernih air menawarkan lelah penat jiwaku keteduhan menghadirkan ketenangan bagi anakmu
Dan jika lama aku merantau kepada lain pulau
Rindu akan membuncah dan sunyi-hening malamku
Bunda,
Mencipta sekuntum puisi krisan
Dengan tangan gemetar ingin
Kupersembahkan kepadamu, bun
Agar telaga selamanya jadi tenang
Dan ijinkan aku untuk bersujud simpuh dibening matamu yang benar-benar telaga itu
Menadah senyap terjatuh pada dasar
Dari situ aku ingin bergemuruh; berkabar
Mengaliri jejak yang tertinggal
Bunda, sayap elang boleh tak pulang
Tapi air matanya yang leleh
Jadi penyejuk hatimu penawar luka agar tak dalam
Bun, Mataku kembar  sepasang; direnggut arus; menderas
Dimabuk peluk memecah diam
Bunda, engkau ada di mataku
Walau sekadar bayang di kulit air.
Kediri, 05 September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H