Secara umum banyak sekali faktor yang mempengaruhi perilaku terjadinya bullying, akan tetapi ada beberapa faktor yang umum antara lain :
- Kondisi Keluarga Tidak Sehat
- Merasa Lebih superrior
- Kurangnya Empati dan Pengetahuan
- Gangguan Mental
- Faktor Sosial dan Lingkungan
Dampak dari perilaku bullying bagi pelakunya meliputi risiko tinggi terhadap perilaku kriminal, mengalami depresi, dan mengalami penurunan harga diri saat memasuki masa dewasa. Sementara itu, dampak bagi korban meliputi rasa takut, frustrasi, isolasi sosial, perubahan perilaku, kecemasan, kelesuan, dan bahkan potensi untuk mencoba bunuh diri.
Upaya pencegahan bullying harus dilakukan secara komprehensif dengan melibatkan seluruh pihak yang terkait, seperti individu, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa contoh upaya pencegahan bullying:
- Sosialisasi tentang Bullying
- Membuat Aturan yang Tegas terhadap Bullying
- Memberikan Dukungan pada Korban
- Menjadi Contoh yang Baik
- Melawan Bullying
- Membantu Pelaku Menghentikan Perilaku Buruk
Menurut beberapa pakar, mereka berpendapat bahwa pendekatan yang efektif haruslah berfokus pada tindakan pencegahan dengan mengadakan kampanye dan program pendidikan untuk meningkatkan kesadaran, serta menguatkan nilai-nilai moral dalam penggunaan media sosial. Peningkatan nilai empati dan sikap toleransi perlu ditekankan kembali melalui pendidikan kepada seluruh anggota masyarakat. Jika tidak diatasi, tindakan bullying dapat mengakibatkan kerentanan mental dalam masyarakat negara.
Kesimpulannya bullying merupakan tindakan agresif yang sengaja dilakukan berulang kali dengan tujuan menyakiti orang lain, dan ini merupakan permasalahan serius yang bisa terjadi di berbagai tempat, termasuk kampus. Dampak negatifnya terhadap kesehatan mental, emosional, dan fisik korban sangat besar dan bisa berakibat fatal jika tidak ditangani. Siapa pun bisa menjadi pelaku bullying, baik itu mahasiswa senior, kelompok mahasiswa, dosen, staf kampus, atau bahkan pihak luar. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya bullying antara lain lingkungan keluarga yang tidak sehat, model perilaku yang dilihat, rasa kuasa, kurangnya empati, gangguan mental, serta faktor sosial dan lingkungan.
Baik pelaku maupun korban bullying mengalami kerugian besar, termasuk risiko perilaku menyimpang, depresi, isolasi sosial, bahkan percobaan bunuh diri. Upaya pencegahan bullying di lingkungan kampus harus melibatkan semua pihak terkait, seperti melakukan sosialisasi, menegakkan aturan dengan tegas, memberikan dukungan kepada korban, memberikan contoh perilaku yang baik, melawan bullying secara konstruktif, dan membantu pelaku untuk mengubah perilaku mereka yang merugikan. Edukasi dan peningkatan nilai empati serta toleransi sangat penting untuk menciptakan lingkungan kampus yang aman dan inklusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H