Mohon tunggu...
LEORA STEFFANY
LEORA STEFFANY Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswi Ilmu Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan. GO BEYOND!

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Generation Gap: Rentan Konflik akibat Perbedaan Usia di Dunia Kerja

22 Desember 2022   13:29 Diperbarui: 23 Desember 2022   23:01 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : edukasi.kompas.com

Tangerang, 2022 - Komunikasi merupakan hal penting di kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk bisa berinteraksi dengan baik setiap harinya. Tidak hanya itu, komunikasi membantu manusia untuk berfungsi dan melakukan pekerjaan secara tertib dan juga produktif. Tanpa adanya komunikasi, kita tidak bisa berada di era digital dan globalisasi seperti sekarang yang memiliki kemajuan yang sangat pesat. Namun kita sering menemui berbagai macam permasalahan ketika berkomunikasi dengan orang lain di berbagai aktivitas kita. Seperti halnya ditempat kerja, Bisnis Indonesia (2018) mencatat masalah di tempat kerja akibat generation gap sering terjadi karena pertama kalinya di Indonesia saat ini dihidupi oleh empat generasi sekaligus yaitu gen Z, millenial, gen X, dan baby boomers. Lalu apa sebenarnya generation gap itu?

Dikutip dari NW Rianti (2020)  "Generation Gap adalah istilah yang digunakan untuk perbedaan nilai-nilai, sikap, dan juga gaya hidup antara generasi yang lebih tua atau yang lebih muda sangat berbeda dari generasi sebelumnya atau yang belakangan. Sehingga mereka tidak memiliki kesamaan dan tidak memiliki hubungan apapun." Atau secara singkat, generation gap adalah buruknya komunikasi antara generasi muda dan tua dikarenakan tumbuh dengan value dan perspektif yang berbeda-beda akibat perbedaan usia.

Pihak yang lebih tua seringkali menganggap mereka jauh lebih paham dibandingkan dengan generasi muda sehingga mereka mempunyai kontrol lebih terhadap masalah-masalah yang akan ditangani dan langkah apa yang akan diambil. Bahkan tak jarang generasi muda tidak diperbolehkan ikut andil dalam keputusan tersebut. Bukan hanya soal pekerjaan, ketika berbincang biasa pun, yang muda kerap menjadi canggung dan takut menyinggung sehingga memilih diam seolah tak mau mencari masalah. 

Persaingan di dunia kerja kian memanas membuat perselisihan antara yang muda yang tua menjadi permasalahan tak berujung, terlebih mengambil hati sang owner membuat generasi muda dikambing hitamkan ketika terjadi problem di perusahaan. Hal ini dibenarkan dengan salah satu narasumber yang penulis temui di kantor. Narasumber tersebut mengatakan:

"Sebagai karyawan muda di perusahaan yang mempunyai tingkat senioritas yang tinggi membuat saya bingung bagaimana cara membangun suatu komunikasi yang baik. Selain membuat situasi nyaman, dengan komunikasi yang baik pasti pekerjaan dapat lebih mudah diselesaikan."

Sumber : Liputan6.com
Sumber : Liputan6.com

Jika dibiarkan, generation gap dapat menimbulkan dampak yang cukup serius bukan tidak mungkin dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Melihat masih banyaknya permasalahan ini, penulis merangkum solusi yang dapat digunakan atas permasalahan generation gap terkhusus di lingkup pekerjaan:

1. RAJIN BERKOMUNIKASI

Seperti peribahasa "tak kenal maka tak sayang", maka dari itu untuk mengenal partner kerja kita lebih baik lagi, maka kamu harus dimulai dengan rajin berkomunikasi. Terlebih jika ada kesenjangan generasi di tim. Namun jika kamu rajin berkomunikasi untuk membangun sebuah hubungan, maka itu akan membuat kamu lebih memahami karakter rekan kerja. Jadi, kamu dapat menyesuaikan diri dengan sifat rekan kerja agar konflik akibat kesenjangan usia dapat dihindarkan.

2. MENGHARGAI PERBEDAAN PENDAPAT

Bukan suatu rahasia jika perbedaan memanglah sebab utama suatu konflik itu terjadi. Dalam dunia kerja, perbedaan pendapat adalah hal yang mustahil untuk dihindari. Maka yang dapat kamu lakukan adalah menghargai perbedaan tersebut. Jika dirasa ada pendapat dari rekan kerja yang kurang sesuai maka selesaikan dengan berdiskusi sebaik mungkin.

3. MENGHABISKAN WAKTU BERSAMA DI LUAR KANTOR

Menurut penulis, cara mengatasi generation gap yang paling mudah adalah dengan menghabiskan waktu bersama diluar kantor. Bertukar pikiran atau sekedar berbincang santai membuat mudah menciptakan keakraban satu sama lain.

Generation Gap memanglah sangat mengganggu, perasaan tidak nyaman membuat kita ingin bergegas untuk pulang bahkan resign menjadi impian setiap harinya, namun hal tersebut dapat diatas jika solusi ini mulai kamu lakukan perlahan-lahan.

4. MENGHARGAI SEBUAH KERAGAMAN

Di lingkungan pekerjaan, pasti banyak keragaman yang ada. Ragam suku, budaya, latar belakang, bahkan juga usia. Keragaman yang ada bukanlah sebuah hal yang membuat kinerja tim menjadi menurun. Justru keragaman yang ada merupakan sebuah keindahan untuk kita bisa jaga. Keragaman bisa dimulai dari menghargai orang lain dan tidak mudah untuk mencela. Jangan merasa bahwa diri sendiri lebih superior dibandingkan orang lain.

5. MENYATUKAN SEBUAH VISI 

Kesenjangan yang disebabkan oleh usia emang tidak bisa dihindarkan di dalam dunia kerja. Kesenjangan tersebut seringkali membuat adanya konflik. Namun konflik tersebut bisa dihindarkan jika generasi muda dan generasi tua memiliki visi yang sama. Jika generasi muda dan generasi tua memiliki visi yang sama, maka kerjasama yang terjalin akan berjalan lebih mulus dan juga ada sebuah kerukunan yang terjadi diantara kedua generasi tersebut. Oleh sebab itu, perlu yang namanya penanaman visi supaya kinerja tim menjadi baik untuk kepentingan bersama. 

Nah, setelah membacara tulisan ini. Penulis harap dapat membantu para pembaca untuk menghindari terjadinya generation gap terutama dalam dunia kerja. Kamu pernah mengalami generation gap di lingkunganmu? Atau kamu punya tips lain mengenai generation gap? Boleh tulis di kolom komentar ya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun