Mohon tunggu...
Leony Ulsha Putri
Leony Ulsha Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Life, Line, Love

Apalah daya puisi tercipta bila tuan bukan lagi tokoh utamanya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berpesan dengan "Maut Tersenyum"

30 November 2020   21:29 Diperbarui: 27 April 2021   16:28 1766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joko Pinurbo (idntimes.com)

Joko Pinurbo yang kerap disapa dengan Jokpin adalah seorang penyair yang sudah tidak asing lagi dalam dunia sastra Indonesia. Penulis aktif menuliskan karya-karyanya sejak 1983 sampai sekarang, karya-karya tersebut telah banyak menuai pujian dan masukan yang baik dari para penggemarnya. Pada tahun ini pun, Joko Pinurbo berhasil menulis sajak-sajak puisi yang terkumpul dalam buku "Perjamuan Khong Guan".  

Gaya kepenulisannya yang merefleksikan kehidupan sehari-hari mampu membuat pembaca menikmati sentuhan gaya bahasanya yang kasual tapi tajam. Inilah ciri unik dari seorang Joko Pinurbo yang suka bermain dengan keunikan bahasa.

Pandemi COVID-19 yang bagi kebanyakan orang menjadi ancaman berbahaya, ketakutan, dan kesengsaraan, justru membuatnya terinspirasi untuk menuangkannya dalam bait puisi menarik. Puisi "Maut Tersenyum" menarik sekali jika kita kupas satu persatu dari setiap baitnya untuk kita tafsirkan. 

Maut yang kerap kali diartikan sebagai suatu hal yang menyeramkan, ia korelasikan dengan kata "tersenyum" untuk melebur sedikit rasa ketakutan akan kematian. 

Seakan memberi pengertian kepada pembaca bahwa mati karena corona merupakan kematian yang agung. Mengapa demikian? Ini semata-mata bukan hanya karena pandemi yang langka terjadi, namun karena kekuatannya berjuang melawan sakit dan sedihnya penderitaan.

Selain itu, dalam puisi yang ia tulis ini, Jokpin memberi petuah atau nasehat kepada masyarakat agar tetap di rumah saja selama pandemi ini belum berakhir. Hal ini akan sangat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain agar terhindar dari penyakit ganas pun mematikan ini. 

Simbiosis mutualisme akan tercipta antara masyarakat dan petugas medis jika mereka mau bersikap bijaksana dan toleransi antar sesama. 

Petugas medis yang akan menangani pasien yang terjangkit virus dan rakyat yang selagi belum ikut terpapar, aman dan sehat harus tetap berdiam diri di rumah untuk mengurangi angka kenaikan positif virus COVID-19. 

Alasan mengapa Jokpin menulis puisi tentang covid-19 ini menjadi pertanyaan bagi sebagian orang. Maka dari itu, saya ingin memberi sedikit ulasan mengenai pandangan saya mengapa ia berpartisipasi dalam wujud naskah puisi.

Banyak sekali cara yang dapat kita lakukan untuk ikut serta dalam meramaikan suatu peristiwa atau kejadian. Begitu pula dengan Joko Pinurbo. Ia merepresentasikan pandemi COVID-19 ini dengan menuangkannya dalam bentuk puisi yang berjudul "Maut Tersenyum".

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tahun 2020 banyak sekali kejadian-kejadian diluar dugaan dan perkiraan kita yang hanya sebagai manusia. 

Salah satunya adalah wabah virus COVID-19 yang sangat menggemparkan bukan hanya di Indonesia tetapi juga di dunia. Momentum yang langka ini menjadi alasan mengapa Jokpin menulis puisi ini. 

Ia ingin mengabadikan peristiwa tak terduga ini dan turut berpesan kepada khalayak umum bagaimana seharusnya menghadapi pandemi COVID-19 ini. 

Jokpin adalah penyair yang terkenal dengan bahasanya yang unik, kasual, dan tajam. Ia juga menimbang kecocokan bahasa dan makna dari puisi yang sedang ia tulis dan akan dipublikasikan. 

Namun pada puisi "Maut Tersenyum" yang ia ciptakan saat pandemi COVID-19, ia menulis begitu saja mengikuti alur peristiwa yang memang sedang terjadi tanpa ada pikiran yang lebih menjurus dan lebih berbobot seperti karyanya yang lain. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun