Melintasi rerumputan selutut jemari tak lagi berkait
Bulan perak sebesar pinggan tak berdaya menepis awan
Muram jadinya pertemuan tanpa makna
Tanpa kecup di bibir dan kening seperti biasa
Dan senyuman itu samar pada gulita hitam arang
Itulah mula kamu merenda kata mengurai novelet bertajuk ' amor tanpa luka'
Terbaca banyak mata di banyak penjuru
Dan di ujung goresmu satu kalimat memicu haru
Betapa indahnya maaf
Meski tak pernah terucap...
( medan, akhir maret 24 )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!