Riko berhalusinasi, andaikan sosok itu adalah  sosok Nika yang entah dari mana datangnya, kini menemuinya. Ah, pikiran yang aneh dan mustahil kejadian. Tapi...kenapa ada asosiasi pikiran kesitu. Kenapa sosok yang mendekat itu dalam alur pikirannya adalah Nika. Apakah ini semacam Deja Vu, atau anomali pikiran karena kekacauan yang dialami.Â
Riko menatap sosok dalam remang itu lagi. Tampaknya sosok itu berhenti melangkah persis di bawah pohon jambu berdaun rimbun. Seperti mengamati sesuatu atau seperti ragu masuk ke kedai yang sepi.
Jantung Riko berdebar.
Ia heran merasakan debar jantungnya sendiri.
Riko berdiri menuju pintu melangkah ke halaman mendekati sosok itu. Tapi pada saat bersamaan sosok di bawah pohon itu juga bergerak lagi menuju kedai.
NIKA? Riko menggumam sendiri.Â
Tak diduganya kalau sosok itu juga menyebut namanya.Â
Bang Riko...!
Riko terperangah menatap lurus.
Sosok itu makin dekat. Riko merasa dirinya terpelanting ke ngarai keajaiban. Riko mengucak matanya. Sosok itu masih hadir di sana.Â
Riko mendekat lagi, dan dalam jarak sepelukan tangan ia terpana. Benar. Sosok itu adalah Nika.