"Bagaimana bos, kita menyerah begitu saja?" tanya Dirgo pada Tonny.
Tonny memutar kEpala, melihat mobil itu dikelilingi lima orang.
"Percuma melawan," kata Tonny bernada berat.
Polisi pengendara motoR mengulangi perintahnya," bapak-bapak di dalam mobil supaya keluar dulu, dan kami harap tidak adA tindakan yang bisa merugikan anda sendiri."
Tak guna berbuat bodoh, hati kecil Tonny berkata. Perlahan ia mencabut revolver dari pinggang dan menyembunyikannnya di bawah jok.
Ramli yang duduk di depan duluan beringsut kEluar,walau dengan kaki berat. Tonny menyusul dengan gerak lambat. Tiga polisi dari pikap muncul mengelilingi, dan salah satunya melakukan penggeledahan.
Tonny, Ramli, Dirgo, disuruh kembali masuk tapi kemudi diambil alih salah seorang petugas,, dan seorang rekannya ikut menempel di jok belakang. Tonny dududk di jok depan.
Fortuner itu meluncur arah kota diikuti mobil pikap dan speda motor. Tiba di persimpangan kota, menikung ke kiri menuju jalan mendaki.
Tonny akhirnya buka bicara." Apa tak ada jalan lain tanpa harus memperpanjang persoalan yang kami belum mengerti?"
Polisi yang berjaga di belakang, balik bertanya," kalian masak tak mengerti kenapa kalian ditangkap."
"Sejujurnya..." kata Tonny.