"Hah, kenapa Bos."
"Kamu di depan,kita gantian menjaganya," kata Tony,dingin.
Enggan, Ramli beringsut turun. Wajahnya merah padam,tapi ia tak berani menentang Tony.
Tony duduk di sisi Nika yang masih belum sadar oleh pengaruh bius. Ia tersandar lunglai. Tony juga sesungguhnya tergoda sejak awal untuk melakukan sesuatu,minimal menciumi wajah tertidur itu. Tapi ia mengontrol diri. Ia khawatir berakibat buruk,karena janjinya pada ibu gadis itu jangan sampai ada apa-apa jika Nika berhasil dibawa ke Jakarta.
"Yuk jalan lagi," kata Tony pada Dirgo.Â
Lalu ponsel di kantong Tony berdering. Tony melihat siapa yang menelpon. Oh Vera lagi dari rutan.
"Ya nyonya..."
"Bagaimana anak saya dia baik-baik saja kan," tanya Vera serius.
"Ya nyonya, saya jamin anak nyonya baik-baik saja, tapi belum sadar."
"Ya tak apa.Dan tentang Riko bagaimana kalian buat."
"Saya rasa tidak sampai mati nyonya,kalau ada yang menolong dia. saya hanya beri pelajaran pada kakinya."