Mohon tunggu...
Leonardo Tolstoy Simanjuntak
Leonardo Tolstoy Simanjuntak Mohon Tunggu... Wiraswasta - freelancer

Membaca,menyimak,menulis: pewarna hidup.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Tak Kubiarkan Cintaku Berakhir di Tuktuk (110)

28 November 2015   10:16 Diperbarui: 28 November 2015   20:21 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Dirgo menghidupkan Fortuner. Bertanya kepada Tonny,"Bagaimana dengan dia Bos." Dirgo melihat ke arah Riko yang terkapar penuh gelimang darah di pahanya.

Sambil melangkah tertatih, Tonny berkata menahan sakit pada leher dan hidungnya." Biarkan, dia mati sendiri kehabisan darah. Ayo kita pergi jangan dengan feri."

"Lalu kita dari mana keluarnya bos."

"Kita ke kota Panggururan, dari sana ada jalan naik ke Tele."

Fortuner hitam itu meluncur pesat arah Pangururan. Riko masih terkapar antara sadar tak sadar. Hanya satu kata yang samar didengarnya melekat di hatinya sebelum ia pingsan. TELE!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun