Dirgo menghidupkan Fortuner. Bertanya kepada Tonny,"Bagaimana dengan dia Bos." Dirgo melihat ke arah Riko yang terkapar penuh gelimang darah di pahanya.
Sambil melangkah tertatih, Tonny berkata menahan sakit pada leher dan hidungnya." Biarkan, dia mati sendiri kehabisan darah. Ayo kita pergi jangan dengan feri."
"Lalu kita dari mana keluarnya bos."
"Kita ke kota Panggururan, dari sana ada jalan naik ke Tele."
Fortuner hitam itu meluncur pesat arah Pangururan. Riko masih terkapar antara sadar tak sadar. Hanya satu kata yang samar didengarnya melekat di hatinya sebelum ia pingsan. TELE!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI