Mohon tunggu...
leonas d
leonas d Mohon Tunggu... Lainnya - Pensiunan PNS

Lagi senang jalan jalan..makan makan dan nikmati pensiun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lebaran yang Satu

7 Juli 2016   02:59 Diperbarui: 7 Juli 2016   11:31 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Allahuakbar..Allahuakbar...Allahuakbar...La illahaillahuakbar..Allahukbar wa lillahil hamd....(Allah Maha Besar...Allah Maha Besar...Allah Maha Besar Tidak ada Illah/sesembahan selain Allah Allah Maha Besar dan bagi Allah pujian).

Takbir berkumandang dari jamaah yang akan sholat Idulfitri bersahut-sahutan, sempurna sudah puasa Ramadhan tiga puluh hari, serentak dirayakan tahun ini dari Sabang sampai Marauke, senang rasanya seperti ini kompak dalam berbangsa ,bernegara dan beragama.Seperti pulau pulau di Nusantara bukan terpisah oleh lautan tapi lautan sebagai penghubung pulau-pulau  tersebut, itulah Indonesia.

Tetapi tidak bagi kawan saya yang menggalas ( bhs minang manggaleh=jualan)  cilok atau bakso tusuk, tahun ini dengan lebaran yang satu, mengurangi daerah jelajahannya untuk menjajakan dagangannya.biasanya dengan tidak sama  sholat Iednya  banyak tempat untuk disinggahi dengan hari yang berbeda dan sudah tentu memperbanyak Rupiah yang didapat.seperti  jualan ke Nagari Andaleh, Nagari Sabu, Nagari Singgalang,............ ya.. sudahlah.

Khotbah Idul Fitri disampaikan oleh Khotib/Imam dengan nasehat agama agar instrofeksi  diri atas sukses yang didapat selama menjalankan ibadah didalan bulan Ramadhan,  dengan indikator  lima suksesnya, apakah sukses Puasa,bukan hanya lapar dan haus saja yang didapat,begitu juga apakah sukses sholat sunahnya,tarawihnya bagaimana apa berjamaah,  sukses baca Alqurannya,berapa kali khatam membacanya, atau  apa sukses dengan sepuluh malam terakhir Itikabnya untuk dapat  Lailatul qodar dan apaka sudah menunaikan kewajiban  Zakat untuk diri dan keluarga sebelum  sholat ied ini, karena kalo tidak menunaikan zakatnya seperti digantung amalan-amalan bulan Ramadhannya,tidak diterima sebelum selesai diserahkan  zakatnya. 

Dan setelah Ramadhan  ini ada lagi ibadah puasa untuk menggenapkan amalan-amalan dibulan Ranadhannya yaitu  puasa di bulan syawal  sebanyak  enam hari,bisa dikerjakan  berturut turut atau selang seling harinya yang penting pada bulan syawal ini, bila dikerjakan mendapat  ganjaran  pahala bagaikan puasa selama setahun,adapun  rinciannya  ketika puasa dibulan Ramadhan 30 hari akan dilipat gandakan sepuluh kali  pahala nya,maka  tiga puluh hari dikali sepuluh lipatan menjadi tiga ratus, dan ditambah dengan puasa enam hari dibulan syawal, enam hari dikali sepuluh menjadi enam puluh, jadi tiga ratus ditambah enam puluh menjadi tiga ratus enam puluh hari, sama dengan setahun kita puasa.Apakah ada orang yang dapat puasa seperti itu.....? 

Begitulah  mudahnya kita mecari bekal untuk dibawa keakhirat nanti kalau tahu ilmunya, maka saudara saudaraku  teruslah mencari ilmu, terutama Alquran dan Hadis,sampai khatam umur kita,karena hakekat nya yang menjadi pegangan adalah dua kitab tersebut sebagai pedoman  jalan hidup muslim yang kafah. Adapun urusan dunia, mencari rezeki,carilah yang baik lagi halal dari berbagai apa saja profesinya, dan taat aturan sesuai dengan aturan yang dibuat Pemerintah Republik Indonesia yang sah berdasarkan UUD 1945, jadilah warga negara yang baik maksudnya.

Selain itu berkenaan dengan Hari Raya Idul Fitri, disampaikan juga untuk memerlu-merlukan silaturohim kesanak famili, saudara dan handaitolan untuk mempererat tali persudaraan selain dapat pahala kebaikan juga dapat memperpanjang umur dan dimudahkan rezekinya itu janji Alloh sebut khotib/ penceramah Idul fitri ini.

Ketika kita silaturohim ke saudara kesempatan disitu untuk menyapaikan kepada anak-anak kita tentang hubungan persaudaraanya,tentang nasab hubungan  mahrom dan bukan mahromnya sehingga bisa dan tau menempatkan dirinya.

Karena saat ini hubungan nasab ini perlu disampaikan sehingga kita tau menempatkan diri bahwa didalam bergaul ada batasan-batasan yang harus ditaati secara agama, apalagi hubungan antara jenis kelamin, lelaki perempuan mana yang boleh mana yang tidak boleh,sehingga tidak melanggar ketentuan dalam syariat agama misalnya seperti di dalam etika pergaulan antara lelaki dan perempuan yang bukan mahron, biasanya umum  untuk berjabatan  tangan, antara lelaki dan perempuan yang bukan mahrom, itu biasa, nyatanya di dalam etika agama ada perintah untuk tidak melakukan itu...

karena lebih baik ditusuk jarum besi kepalanya dari pada menyentuh kulit yang bukan mahromya. memang berat untuk dilaksanakan karena ini  belum umum dan masih awam didalam sebagian umat itu sendiri, walau berat tantanganya tetapi dengan kita melakukannya dan mempraktekan dalam kehidupan sehari-hari, InsyaAlloh akan dapat diterima oleh khalayak ramai dan memakluminya,,,karena itu bukan penghinanaan apallagi melecehkan.mengucilkan sebab  gender tetapi karena   itulah aturan agama...kita kan tidak mau ketika sudah bersusah payah menjalankan agama, hanya karena  persoalan tersebut kita  dikategorikan melanggar dan dengan resiko  tidak akan didapat ganjaran dari Nya,,,,,,capek deh....

Terakhir nasehat khotbah, ditutup dengan ucapan Taqoballahu mina wamingkum,sunahnya ketika kita saling bertemu dihari raya ini atau ucapan tertulis baik sms atau ucapan yang kita kirimkan,semoga Allah menerima amalku dan amal kalianitu artinya, dan ketika  ucapan ini disampaikan secara langsung  disesuaikan dengan keadaannya bila kita berhadapan dengan siapa orangnya, ketika  banyak orang/ jamak,ucapan itu akan diahiri dengan perkataan kum dan bila seorang  atau tunggal diakhiri dengan Ka bagi lelaki, dan Ki untuk perempuan,seperti Taqoballahu mina wa mingki.

Kata,  Naam untuk menjawab ucapan yg disampaikan kepada kita,dilanjutkan sesuai dengan keadaan orang yang menyampaikannya bila jamak atau tunggal seperti contoh  tersebut, bila lawan bicaranya lelaki..Naam Taqoballahu mina wamingka,itu jawabannya, ini sudah  dicontohkan oleh sahabat-sahabat nabi waktu itu.

 Adapun  Idul Fitri saat ini banyak yang  mengucapkan dengan ucapan minal aizin wal faizin, bagaimana hukumnya, ucapan tersebut tidak dikenal, ghorib dan akan bingung saudara-saudara muslim kita yang bukan  warga  negara Indonesia menjawanya, itu bukan sunah.

Hari ini satu syawal 1437 Hijriah. Langit begitu cerah di kotaku, tampak  gunung Merapi, gunung Singgalang danTandikat serta bukit Tui terlihat biru kehijaun. Hari ini banyak anak-anak berbondong bondong  kerumah-rumah berhari Rayo.Sambil  menambang istilahnya untuk dapat pitih tagang/kaku atau uang baru sebagai THR, begitulah anak anak,dengan cerianya menyantap makanan yang tersedia ketika bertamu dan ketika pamit pulang,  berharap semoga tuan rumah memberikan pitih rayo nya pitih tagang, uang baru yang masih kaku dan harum. Tingkah pola anak-anak kecil kita ini, mudah-mudahan tidak terbawa  bawa sampai dewasa, untuk mencari THR nanti, ketika sudah menjadi orang penting, segala cara  ditempuh dan salah satunya buat edaran surat sakti untuk mendapatkannya.  Semoga tdak.

Wasalam.

Selamat Idul Fitri, Taqoballahu mina wamingkum.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun