Mohon tunggu...
Leonard Panjaitan
Leonard Panjaitan Mohon Tunggu... -

Saya adalah orang yang ingin mengetahui segala sesuatu. Saya suka sejarah dan hal-hal yang berhubungan dengan perbankan serta topik-topik mengenai pembangunan berkelanjutan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

ACI (Ancol Cinta Indonesia) dalam Meningkatkan Nasionalisme Melalui Ancol Sustainable Park

30 November 2010   14:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:09 4725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Leonard Tiopan Panjaitan *) Taman Impian Jaya Ancol (TIJA) merupakan satu-satunya area wisata di Indonesia yang merupakan kawasan wisata dan hiburan terpadu yang unik di Indonesia. Salah satu keunikannya karena Ancol terletak di pesisir utara Jakarta sehingga memberikan pesona dan eksotisme tersendiri bagi para pengunjung. Dari situs ancol tertera bahwa Ancol memiliki 9 area besar pusat rekreasi dan hiburan. Area-area tersebut meliputi hailai, bowling, dunia fantasi, pasar seni, atlantis, taman pantai, gondola, sea world, gelanggang samudra. Termasuk tambahan satu eco-park yang tengah dikembangkan oleh pihak TIJA. Sehingga total menjadi sepuluh area wisata terpadu. Namun jumlah tersebut belum termasuk resort-resort yang mengelilingi ancol. Sekelumit peta ancol nampak pada gambar berikut ini: Gbr-1. Peta Lokasi Area TIJA (sumber: http://www.ancol.com/rekreasi) Pada 2006, Taman Impian Jaya Ancol berubah nama menjadi Ancol Jakarta Bay City. Total keseluruhan area wisata ini adalah 552 hektar. Luasnya area wisata ancol ini memang ditujukan untuk menampung banyaknya wahana wisata dan hiburan yang meliputi aneka satwa, aquarium air laut dan air tawar, poci-poci, kolam arus parit, baku toki, balada kera, tornado, bianglala, teater 4 dimensi, burung tempur, danau ancol, swimming with dolphin, halilintar, pantai carnaval dan satu lagi yang tengah dikembangkan samudra camping ground. Total 16 spot entertainment dan edukasi. Luar biasa Ancol! Dengan aneka ragamnya pusat hiburan dan rekreasi yang disediakan oleh pihak TIJA maka tentu membawa dampak yang sangat positif seperti keberhasilan pada aspek tangible dan intangible investment. Data info korporat, tahun 2009 total pengunjung Ancol mencapai 14,1 juta jiwa, meningkat pesat hampir 37% dari jumlah pengunjung Ancol tahun 2005 yang mencapai 10,3 juta orang. Tangible investment meliputi investasi yang riil dan kasat mata seperti pertumbuhan bisnis dan ekonomi kawasan. Pertumbuhan bisnis TIJA mencakup meningkatnya operating revenue perusahaan yang otomatis meningkatkan laba perusahaan, meningkatnya omzet usaha para vendor atau tenant di Ancol, meningkatnya partnership fee karena beberapa mitra ancol seperti perbankan membuka cabang di sini. Tak ketinggalan pula adalah meningkatnya jumlah tenaga kerja di dalam dan sekitar Ancol. Sementara intangible investment mencakup kebutuhan hiburan masyarakat meningkat, pengetahuan pengunjung tentang tentang aneka satwa (termasuk ikan laut/tawar) meningkat, dan adanya unsur edukasi pada beberapa wahana permainan sehingga memberikan rangsangan motorik bagi para pengunjung khususnya segmen anak-anak dan pelajar. Namun dari data itu semua, TIJA perlu mengoptimalkan potensi-potensinya untuk meningkatkan kesadaran nasionalisme di tanah Air sekaligus meningkatkan kebanggaan pada kekayaan alam Nusantara tercinta. Salah satu penyebab adalah beberapa wahana permainan khususnya di area Dufan yang mengimpor bentuk dari negara-negara barat seperti Disneyland di Amerika Serikat.  Kalau Taman Mini Indonesia Indah (TMII) adalah representasi dari warisan budaya nasional (cultural heritage) maka Ancol dapat menjadi representasi dari nation of maritime and biodiversity dari republik ini. Mengapa demikian? Karena terma nasionalisme bukan lagi sekedar bermakna heroik perjuangan fisik namun bergeser menjadi perjuangan kemandirian bangsa melalui pengelolaan kekayaan alam (bumi dan laut) untuk martabat negeri dan sumber produksi nasional secara berkelanjutan (sustainable). Mengingat Ancol sudah menjadi “legenda hidup” taman wisata dan hiburan nomor wahid di Indonesia dan juga Asia Tenggara maka Ancol pantas menjadi simbol kebanggaan bangsa Indonesia melalui Indonesian Dream. Kalau AS memiliki “American Dream” yang direpresentasikan dalam kapitalisme Disneyland-nya itu, maka Ancol pun secara proaktif dapat menyajikan wajah Indonesia yang eksotis, alamiah dan berkelanjutan. Oleh karenanya mengharapkan Ancol menjadi simbol demikian bukanlah beban yang berat melainkan misi korporat yang mulia demi keharuman bangsa dan negara. Dalam rangka nasionalisme TIJA ternyata sudah mengembangkan secara luas program ACI (Ancol Cinta Indonesia) meskipun perlu diperkuat lagi dengan taman wisata hiburan yang sudah eksis menjadi lebih sustainable sbb: Taman Wisata Hiburan Maritim Mengingat TIJA terletak di bibir pantai, terbentang sepanjang Pantai Marina dan Carnaval maka wahana hiburan dan edukasi Ancol harus mencerminkan keunggulan Indonesia sebagai negeri bahari. Salah satu caranya dengan memperbanyak dan atau merevisi wahana permainan yang berhubungan dengan unsur kelautan dan rangkaian pulau-pulau nusantara. Dengan cara ini Ancol membuat pengunjung khususnya generasi muda untuk bangga mencintai Indonesia sebagai bangsa bahari. Gbr-2. Perahu-perahu Layar (sumber:http://abnonjakut.blogspot.com)

Salah satunya membuat permainan perahu layar mini khas negeri-negeri kepulauan yang dapat dimainkan secara riang dan kolektif. TIJA juga bisa bekerjasama dengan pihak Bahtera Jaya Ancol untuk membuat festival perahu layar tahunan khas daerah-daerah pesisir nusantara untuk menarik wisatawan dan pengunjung. Selain itu, Wahana Sea world (aquarium air laut dan air tawar) yang sudah eksis kemudian dapat dimodifikasi untuk menambah wawasan tentang Indonesia yang sangat khas akan dunia maritim dan sumber daya perikanan. Untuk Teater 4 Dimensi, dapat ditambahkan program-program tematik yang berhubungan dengan sumber daya laut, dan pemanfaatannya buat perekonomian nasional. Taman Wisata Hiburan Keanekaragaman Hayati (Biodiveristy) Indonesia adalah negara kedua dunia setelah Brasil dalam hal jumlah keanekaragaman hayati (biodiversity). Sebanyak 5,131 juta keanekaragaman hayati di dunia, yakni 15,3%-nya berada di Indonesia. Biodiversitas Indonesia sangat berpotensial untuk dijadikan obat herbal seperti jamu-jamuan dan tanaman ramuan lainnya sehingga perlu dieksplorasi lebih lanjut untuk meningkatkan daya unggul ekonomi Indonesia. Dalam hal ini, TIJA melalui pengembangan eco-park-nya perlu memberi ruang untuk biodiversitas Indonesia. Eco-park Ancol dapat diisi dengan berbagai aneka tanaman yang tersebar di seluruh Indonesia. Di samping itu dapat juga dibuat pusat atau ruangan edukasi untuk biodiversitas sehingga pengunjung mendapatkan pengetahuan yang komprehensif yang akhirnya dapat menanamkan nasionalisme pengunjung. Gbr-3. Pelajar Menanam di Eco Park Ancol (sumber: http://metro-jakut.blogspot.com)
Wahana Edukasi Pahlawan Ancol banyak sekali memiliki wahana permainan hiburan seperti halilintar, tornado, balada kera dan sebagainya. Untuk meningkatkan nasionalisme, kita benar-benar tidak boleh meninggalkan jasa-jasa para pahlawan kita baik itu perjuangan mereka dalam meraih kemerdekaan nasional RI maupun perjuangan kedaerahan melawan segala bentuk penjajahan. Balada kera memang lucu dan bermanfaat buat hiburan anak-anak namun wahana ini dapat dimodifikasi untuk meningkatkan nasionalisme kita. Gbr-4. Wahana Balada Kera (sumber: http://www.ancol.com)
Salah satunya dengan menambahkan dengan figur-figur para pahlawan nasional dan daerah sehingga anak-anak ditanamkan sejak dini sikap patriotisme dan heroik para pejuang Indonesia. Atau sekalian saja balada kera yang ditampilkan merupakan khas satwa Nusantara yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua. Termasuk juga ditampilkan deskripsi (baik secara tulisan maupun audio) singkat habitat para kera nusantara tersebut agar masyarakat paham dan sadar akan satwa yang dilindungi ini. Ancol Sebagai Kawasan Integrated Sustainable Park Kawasan Ancol yang relatif luas dan kompleks serta terletak di bibir pantai merupakan keunggulan komparatif dibandingkan kawasan wisata sejenis di luar negeri. Ancol dapat memainkan peranannya sebagai kawasan taman terpadu yang berkelanjutan (integrated sustainable park) dengan memanfaatkan energi terbaharukan untuk mengatasi konsumsi listriknya. Salah satu caranya dengan menggunakan tenaga surya photovoltaic untuk lampu penerangan jalan dan taman. Selain itu, TIJA dapat memanfaatkan juga tenaga angin yang cukup stabil di sekitar bibir pantai. Mengingat Ancol terletak di pesisir Jakarta Utara yang rawan banjir, maka Ancol juga berperan untuk mengatasinya dengan cara membuat lubang-lubang resapan air dan lubang-lubang biopori di sejumlah titik area wisata seperti Dufan. Keberlanjutan atau sustainability juga harus memanfaatkan daya dukung lingkungan khususnya masalah pengelolaan sampah. Ancol pasti menghasilkan jutaan ton sampah baik dari yang berasal dari pengunjung maupun sampah kiriman dari pulau-pulau terdekat di kepulauan seribu. Oleh karenanya sampah yang dihasilkan tersebut dapat bisa didaur ulang untuk menghasilkan kompos maupun produk-produk komersil berbasis sampah lainnya (aneka kerajinan tangan dan sejenisnya). Gbr-5. TIJA Diharapkan Menjadi Kawasan Wisata Berkelanjutan Terpadu (Sumber: www.ancol.com)
Semua usaha-usaha yang dilakukan di atas bertujuan untuk membawa Ancol dikenal bukan hanya sekedar pusat wisata hiburan namun juga kawasan yang ramah lingkungan. Sekali lagi, Ancol bernilai tambah untuk meningkatkan kesadaran nasionalisme masyarakat dan mempromosikan kekayaan alam dan budaya nusantara ke pelosok negeri dan dunia. Dengan demikian nyatalah bahwa Ancol Cinta Indonesia! *) Penulis: Leonard Tiopan Panjaitan, Yang bersangkutan adalah Pegawai Bank BUMN di Jakarta.  Email: leonardpanjaitan@gmail.com.Tulisan dibuat dalam rangka Lomba Tulis Jurnalistik Ancol 2010.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun