Mohon tunggu...
Healthy

Diapedesis, Jalur Sang Leukosit

24 November 2017   20:53 Diperbarui: 24 November 2017   21:09 2538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah dari kelenjar timus, limfosit T akan melakukan diapedesis kembali untuk masuk ke dalam kelenjar getah bening untuk diaktivasi sehingga dapat melawan berbagai antigen. Diapedesis pada limfosit T ini melalui beberapa tahap. Pertama, limfosit bergulir untuk memulai kontak dengan endotelium. Hal ini diperantarai oleh kejadian pengikatan dan pelepasan berulang antara selektin dan ligan. 

Selama bergulir, kemokin yang ada pada sel endotelium dapat berinteraksi dengan reseptor kemokin pada permukaan limfosit. Kedua, pengaktifan molekul adhesi integrin dengan cara memberikan sinyal interaksi antara kemokin dan reseptornya. Ketiga, integrin teraktivasi yang menunjukkan kekuatan pengikatan afinitas yang tinggi berinteraksi dengan molekul adhesi sel pada dinding vaskular mengakibatkan terhentinya limfosit dan adhesi kuat. Terakhir, untuk menemukan posisi yang sesuai ketika melewati sel endotelium, limfosit T melakukan transmigrasi melalui persimpangan antara sel endotel yang berdekatan atau melalui saluran transseluler melalui sel endotel tunggal.

Limfosit B merupakan leukosit agranular yang berfungsi sebagai penghasil antibodi. Dilihat dari fungsinya, limfosit B akan melakukan diapedesis menuju jaringan yang diserang oleh antigen setelah limfosit T tipe memori mengingat dan memberi pesan kepada limfosit B tentang jenis antigen yang terdapat pada jaringan tersebut. Hal ini berfungsi agar limfosit B dapat memproduksi antibodi yang tepat untuk melawan antigen. 

Ketika limfosit B telah sampai pada jaringan yang terinfeksi antigen, limfosit B ini akan melepaskan antibodi yang telah diproduksi. Ketika antibodi yang dihasilkan oleh limfosit B belum cukup untuk melawan antigen, limfosit T tipe natural killer akan melakukan diapedesis untuk membantu limfosit B. Namun, diapedesis limfosit T tipe natural killer akan diikuti oleh limfosit T tipe suppressor atau penekan. 

Hal ini bertujuan agar kerja limfosit T tipe natural killer tidak berlebihan yang berakibat pada penyerangan antibodi yang telah dibuat oleh limfosit B. Hal ini tentunya sangatlah berbahaya karena akan melemahkan tubuh penderita itu sendiri. Maka dari itu, limfosit T tipe suppressor melakukan diapedesis untuk menekan kerja limfosit T tipe natural killer agar tidak berlebihan.

Ditinjau dari fungsinya, neutrofil berperan sebagai fagosit aktif (sama seperti monosit). Ketika tubuh mendeteksi ada antigen masuk, neutrofil akan bergerak dengan sangat cepat menembus dinding kapiler dengan diapedesis dan langsung melakukan fagosit terhadap sel -- sel patogen. Diapedesis pada PMN (Polymorphonuclear Neutrophils) terjadi pada sel endotel selapis yang merupakan daerah yang paling lemah di antara pertemuan sel -- sel. 

Pada sel endotel ini, terdapat pertemuan intraseluler merupakan daerah yang strukturnya tidak stabil karena terus menerus dibongkar dan dipasang kembali agar daerah tersebut lebih mudah diakses oleh pseudopodia untuk mentransmisikan neutrofil. Dengan kata lain, PMN merupakan jalur pertama pertahanan tubuh melawan infeksi bakteri patogen dan PMN akan dengan cepat menuju daerah yang terinfeksi. PMN harus melakukan diapedesis karena sebagian besar antigen terdapat di permukaan mukosa yang berarti bahwa PMN harus keluar dari sistem sirkulasi darah dan menembus dinding endotelium untuk melawan antigen.

Ditinjau dari fungsinya, basofil berperan dalam menghasilkan histamin dan heparin. Histamin merupakan senyawa yang dihasilkan oleh sel tiang dan basofil sebagai reaksi terhadap antigen, senyawa kimia, dan kerusakan jaringan. Histamin akan menghasilkan mediator pro-inflamasi, seperti amina vasoaktif, leukotrien sistineilen, dan sitokin. 

Sebagai respon terhadap antigen, basofil akan berpindah menuju jaringan disebut ekstravasasi atau diapedesis. Ketika basofil telah sampai pada jaringan yang terserang antigen, basofil akan melepaskan histamin sehingga akan terjadi reaksi alergi pada penderita. Histamin akan memperlebar pembuluh darah sehingga pada umumnya tubuh akan merasakan gatal. Reaksi alergi ini merupakan reaksi yang umum terjadi ketika ada perlawanan leukosit terhadap antigen di dalam tubuh. 

Reaksi alergi akan membuat penderita sadar bahwa tubuhnya sedang terserang oleh antigen sehingga penderita bisa menjaga tubuhnya dari serangan antigen yang lebih parah. Heparin sendiri merupakan senyawa kimia dalam tubuh yang berfungsi untuk mencegah penggumpalan darah. Ketika terjadi luka, antigen akan langsung masuk ke dalam tubuh. Pada saat itu, trombosit akan pecah karena bersentuhan dengan permukaan luka yang kasar dan menghasilkan trombokinase. 

Trombokinase bersama -- sama dengan ion Ca2+dan vitamin K akan mengubah protrombin menjadi trombin. Trombin kemudian akan mengubah fibrinogen menjadi fibrin untuk menghalangi keluarnya sel -- sel darah sehingga terjadi pembekuan darah. Pada saat proses pembekuan darah ini, basofil akan melakukan diapedesis ke jaringan -- jaringan lain yang tidak terinfeksi untuk melepaskan heparin. Hal ini bertujuan agar darah hanya membeku di daerah yang mengalami luka dan tidak di seluruh tubuh. Dengan kata lain, heparin akan menghambat proses pembekuan darah oleh trombosit di daerah yang tidak terinfeksi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun