Selama di sana, Weng banyak berjalan kaki. Alasannya karena trotoar di sana sangat ramah untuk berjalan kaki. Beda dengan kota-kota besar di Indonesia, di mana trotoar ukurannya kecil, lalu kerap digunakan untuk mendirikan tenda jualan, dilewati oknum pengendara sepeda motor, bahkan hingga memarkirkan kendaraan pribadi. Aktivitas tersebut mengambil hak pejalan kaki serta bagi mereka yang membutuhkan.
“Kalau yang bisa diimpelementasikan (dari Boston ke Indonesia) adalah sistem pembuatan jalan yang pedestrian friendly. Engga peduli sejelek apapun sudut kotanya, tetap selalu ada trotoar yang ramah untuk pejalan kaki, karena ini akan menyelesaikan banyak masalah. Pertama bikin kita ingin lebih jalan untuk pergi ke tempat-tempat. Bukan cuma jalan-jalan olahraga doang, yang berarti mengurangi polusi, lalu bisa mendorong keberlanjutan di kota dan orang-orang juga lebih sehat karena mereka terdorong jalan kaki. Di sana, gue kemana-mana jalan kaki, mau dekat mau jauh apapun, kalau bisa jalan, mending jalan. Jadinya sehat gituloh karena selalu ada jalanan yang mendukung, ga merasa terintimidasi kalau mau jalan, ga takut ketabrak, dan emang nyaman aja buat jalan kaki," jelas Gwen.
Peziarahan selama empat bulan di AS merupakan suatu titik balik bagi Weng. Segala yang sudah terjadi, menjadi pengalaman berkesan di dalam hidup. Baginya, anugerah pengalaman yang sudah didapatkannya merupakan permulaan untuk menuju perjalanan yang lebih jauh lagi.
Sebagai penutup Weng memiliki harapan serta pesan bagi Gen Z yang ingin memperoleh kesempatan untuk bisa studi di luar negeri.Â
"Kalau udah dapat kesempatan, belajar manfaatin peluangnya untuk ketemu orang-orang baru, orang-orang yang mungkin ga tahu ke depannya bakal butuh atau engga. Ke depannya mungkin kita akan berhubungan banyak dengan orang ini, bisa membuka banyak kesempatan buat kita. Jadi pakai aja kesempatannya semaksimal mungkin. Satu lagi, ingin doang ga cukup. Kalau ingin, usaha harus maksimal, tetap harus berdoa terus karena kalau kita ingin sesuatu, kita bisa kok masukin itu ke life trend kita, tapi seberapa determine dan dedicate kita aja untuk bikin itu sebagai sebuah kenyataan bukan keinginan doang," tutup Gwen.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI