"Paling penting ketika kita bikin, bikinnya konsisten karena masalah utama dari pembuat konten, biasanya bukan nyari idenya. Biasanya bukan nyari audiens, tapi gimana kita bisa konsisten, itu yang paling susah,"Â tutur Agis.
Konsistensi yang dijaga Agis pun terbukti dengan pencapaian 40 ribu pengikut saat ini. Segala kerja keras yang dipelihara selama 10 bulan terakhir bisa terbayarkan.
Namun, ia tak menyangka bisa ke titik sekarang, sebab ketika mengingat awal perjuangan, banyak keterbatasan yang dihadapi, salah satunya dari kecanggihan perangkat yang dimiliki. Kesulitan menemukan ide konten, sukar bagi waktu semester terakhir juga menjadi tantangan tersendiri. Untungnya, Agis tak pilih untuk menyerah.Â
Benih yang ditanamnya, perlahan menumbuhkan buah dan sudah bisa dipetik oleh Agis. Bukan hanya berdampak positif bagi sesama, tetapi juga bagi dirinya.
"Aku dapetin banyak kesempatan setelah aku ngonten. Pertama, aku lebih percaya diri. Kedua, personal branding aku lebih bagus. Personal branding itu ngaruh ke berbagai hal kayak ke penawaran seperti narasumber, atau ditawarin magang. Terus dari ngonten aku bisa dapetin penghasilan tambahan buat aku kuliah," kata Agis.Â
Mengenai dampak terhadap orang lain, mahasiswa UNPAD itu menilai perlu ditanyakan terhadap orang yang melihat konten dirinya. Kendati demikian, Agis yakin kontennya cukup membantu orang lain.
"Dari respon atau komen-komen di akun instagram aku. Menurut aku, mereka cukup terbantu dengan konten-konten aku. Kayak misal konten beasiswa, banyak ribuan dari followers aku yang akhirnya terbantu dari segi ekonomi atau segi yang lain. Bahkan waktu itu ada followers aku yang lansia, emang lagi nyari beasiswa buat anaknya. Jadi, konten yang aku buat bermanfaat buat ngebantu orang-orang," tuturnya.
Terakhir, mahasiswa manajemen komunikasi ini memiliki pesan serta harapan bagi Gen Z.Â
"Kita wajib melakukan personal branding di media sosial kita. Kenapa? dengan personal branding bisa ngasih manfaat atau peluang yang banyak dan engga kita bayangin sebelumnya. Selain bisa lebih mengenalkan diri kita atau karya kita ke orang lain, orang lain pun bisa mendapatkan manfaat dari konten yang kita buat. Jangan takut berkarya. Karena kadang kita sering takut dihujat, takut dihina, dicaci dan sebagainya. Menurutku, selagi kita melakukan hal yang baik, selagi kita berbagi hal-hal baik itu gapapa. Salah itu wajar, justru bagus kalau kita salah karena dari kesalahan itu kita bisa belajar untuk memperbaiki di karya-karya selanjutnya," jelas Agis.
PEMBERITAHUAN: DILARANG MENGAMBIL DAN MENYEBARLUASKAN FOTO TANPA IZIN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H