RISMA, JANDA YANG DIBUANG GEREJANYA
Sore itu, Murni merasa ada yang mendorongnya untuk pergi ke rumah kakaknya, Risma. Tiga anak Risma yang masih kecil-kecil, tiba-tiba sesunggukan menagis ketika melihat tantenya, Murni, tiba di rumah. Murni pun terperanjat. Dia peluk ketiga anak kecil tersebut. Dia alihkan pandangannya ke arah kakaknya, Risma, yang duduk di kursi dan menatap ke arah pintu utama.
Murni melihat tatapan kakaknya blur, kosong. Murni pun menyadari ada yang tidak beres terhadap Risma dan anak-anaknya.
"Kakak, sakit? Kurang sehat?" tanya Murni pada Risma.
Risma diam. Pertanyaan adiknya tampak tak digubrisnya.
"Kalian sudah makan?" tanya Murni kepada anak-anak yang ada didekapannya.
Murni bukanya mendapatkan jawaban, tetapi ketiga anak kecil tersebut makin menangis.
"Ada apa? Kenapa ditanya malah tambah nangis? Bapak di mana ?" tanya Murni merasa kebingungan.
Seketika itu, ketiga anak-anak tersebut makin menangis dan memeluk erat-erat tantenya.
Murni merasa prihatin melihat kenyataan keadaan kakak dan anak-anaknya berubah sangat drastis dan tampak tak terurus. Seketika itu diraihnya Hp lalu dihubunginya Edy, itonya (saudara laki-laki), dimintanya untuk segera datang ke rumah Risma.
Sembari menunggu kedatangan Edy, Murni berusaha menenangkan ketiga anak Risma, dan menanyakan pada Risma apa sebenarnya yang sedang terjadi terhadap mereka. Tapi Risma diam seribu Bahasa, serta tatatapannya tetap kosong ke arah pintu utama.