Mohon tunggu...
Leonard Valentino Ngandiri
Leonard Valentino Ngandiri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar aktif yang berdomisili di Jakarta

Menulis adalah jalan hidupku

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Imam yang Dibutuhkan Saat Ini

28 Februari 2023   08:20 Diperbarui: 28 Februari 2023   08:33 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemanfaatan teknologi untuk membantu umat untuk mengikuti perayaan ekaristi ini merupakan peran penting dari para imam untuk menemukan cara bagaimana membantu umat yang memiliki keterbatasan untuk mengikuti berbagai kegiatan gerejawi seperti mengikuti perayaan ekaristi secara langsung atau tatap muka. 

Imam yang melek teknologi akan dengan mudah berinovasi dan menemukan sebuah cara untuk membantu umat agar umat terfasilitasi untuk tetap mengikuti kegiatan gerejawi meskipun dalam keterbatasan. Dengan menjadi imam yang melek teknologi, imam tersebut dapat menemukan berbagai cara untuk membantu umat serta untuk menunjang kegiatan pastoral yang ia lakukan, baik dalam tempat karyanya sendiri maupun diluar tempat karyanya.

Selain harus melek teknologi, seorang imam saat ini harus mampu cepat beradaptasi dengan dunia yang terus berubah. Kemampuan cepat beradaptasi seorang imam ini telah diuji dalam bagaimana seorang imam harus cepat beradaptasi dengan tempat karyanya. Seperti yang kita ketahui, seorang imam sering sekali berpindah tempat tugas sesuai dengan kebutuhan dan perutusan yang diberikan dari pemimpin umum tarekat/diosesan tempat imam itu membaktikan dirinya. Biasanya waktu pemindahan ini tergantung dengan kebutuhan tarekat/diosesan tersebut namun biasanya antara 2 hingga 3 tahun. 

Seorang imam yang baru saja nyaman dengan tempat tugasnya yang sekarang harus kembali beradaptasi lagi tatkala ia ditugaskan ditempat yang baru oleh pemimpin ordonya. Kemampuan beradaptasi ini penting sebab dengan cepat beradaptasi, imam tersebut dapat dengan cepat berkarya ditempatnya yang baru itu sehingga ia dapat melayani umat dengan nyaman dan cepat sebab ia telah beradaptasi ditempat baru tersebut. Kemampuan beradaptasi ini selain soal dirinya, imam tersebut harus dapat mengenali medan pelayanannya yang baru seperti ciri khas umat diwilayah tersebut, perilaku umat, hingga kondisi medan pelayanan.

Imam yang dapat dengan mudah beradaptasi ditempat baru ini juga harus mampu tahan banting terhadap segala tantangan ataupun hambatan yang akan menghambatnya dalam melaksanakan tugas perutusannya. Tahan banting yang dimaksudkan disini bukanlah tahan banting dalam arti harafiah namun memiliki arti berupa tahan terhadap semua tantangan yang akan dihadapi di tempat karyanya. 

Dengan memiliki semangat tahan banting, seorang imam akan mampu menghadapi segala tantangan yang muncul dalam karya pelayanannya seperti tidak disukai umat, berselisih paham dengan sesama imam, hingga menghadapi masalah soal dirinya sendiri maupun orang lain. Selain mampu menghadapi tantangan yang ada, dengan memiliki sikap tahan banting, seorang imam akan mampu beraktivitas kembali untuk melayani umat setelah ia mendapat masalah atau mengalami perselisihan. Sikap tahan banting ini sebenarnya tak hanya harus dimiliki oleh seorang imam namun hendaknya dimiliki oleh setiap orang sebab dengan memiliki sikap tahan banting, ia akan mampu kembali beraktivitas setelah mengalami keterpurukan.

Sikap terakhir yang harus dimiliki oleh seorang imam ialah sikap kesiap sediaan untuk mau diutus kemana saja sesuai dengan kebutuhan tarekat atau keuskupan tempat ia mengabdi. Setiap imam diosesan ketika tahbisan mengucapkan sebuah janji untuk taat kepada bapa Uskup sebagai pemimpin para imam diosesan di keuskupannya. Para imam tarekat pun mengikrarkan hal yang sama ketika ia mengucapkan kaul pertamanya yakni mengucapkan kaul ketaatan kepada pemimpin tarekat tersebut. 

Meskipun berbeda bentuk, baik imam diosesan maupun imam tarekat berjanji hal yang sama yakni untuk taat kepada pemimpin kelompoknya masing-masing. Janji untuk taat kepada pemimpin ini dapat dilaksanakan ketika  imam tersebut diutus ketempat karya yang baru.

Meskipun mendapat tempat tugas baru, imam tersebut harus taat kepada perutusan yang didapat dari pemimpin baik tempat perutusan yang didapat tempat yang baik maupun tempat yang kurang baik. Sifat siap untuk diutus kemana saja ini penting sebab saat ini ada fenomena dimana saat ini ada beberapa imam yang tidak siap dan tidak mau diutus ketempat yang tidak nyaman. Apabila seorang imam memiliki sikap seperti ini, ia tidak akan mampu untuk menjadi seorang imam yang baik untuk bekerja bersama umatnya sebab imam tersebut tidak akan nyaman untuk melayani ditempat tersebut sehingga ia tidak akan bisa melayani dengan baik.

Menjadi seorang imam bukan hanya menjadi seorang pemuka agama Katolik melainkan seorang imam harus mampu menjadi seseorang yang mampu mengayomi umat serta dekat dengan umat. Saat ini dibutuhkan seorang imam yang mampu cepat beradaptasi dengan dunia yang semakin berubah serta mampu menerapkan teknologi dalam berbagai karya pelayanan. Selain itu, diperlukan juga menjadi imam yang mau diutus kemana saja dan tahan banting terhadap segala tantangan yang akan ada. Apabila memiliki semua keutamaan ini, niscaya imam tersebut dapat melayani umat dengan bebas dan menjadi dirinya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun