Serie A Italia musim 2022/23 dihiasi oleh 3 tim promosi dari Serie B yaitu Lecce, Cremonese, dan Monza yang menggantikan Cagliari, Genoa, dan Venezia.Â
Dari 3 tim promosi tersebut salah satunya sukses menembus papan tengah Serie A walaupun mengawali musim sebagai pesakitan. Tim ini adalah AC Monza yang pada Serie B musim 2021/22 promosi melalui jalur play off.
Pengambilalihan dan Ambisi Silvio Berlusconi
Salah satu nama penting dalam naiknya Monza ke Serie A untuk pertama kalinya adalah sang presiden Silvio Berlusconi.Â
Silvio Berlusconi juga merupakan mantan presiden AC Milan dari periode 1988-2016 di mana pada masa kepemimpinan Berlusconi, Milan mampu berjaya khususnya di kompetisi Eropa.Â
Silvio Berlusconi dengan perusahaan investasinya yang bernama Fininvest melepas kepemilikannya di AC Milan kepada Rossoneri Sport Investment Lux yang saat itu dipimpin oleh Li Yonghong.
Pada 28 September 2018, Silvio Berlusconi kembali bergerak aktif di bidang sepakbola dengan mengakuisisi salah satu klub Serie C yang lokasinya masih dekat dengan Milan yaitu Monza yang juga berada di area Lombardy.Â
Seiring dengan itu, ia juga merekrut salah satu sosok jenius dalam manajemen sepakbola sekaligus putra kota Monza yaitu Adriano Galliani yang menjadi partner Berlusconi semasa kepemimpinannya di Milan.
Di musim perdana Berlusconi (Serie C 2018/19), Monza berakhir di peringkat 5 liga. Selain itu, mereka juga kalah di final dari Viterbese di ajang Coppa Italia Serie C (ajang piala untuk klub-klub Serie C).Â
Musim 2019/20, Berlusconi memutuskan untuk menjadi lebih ambisius dengan mengincar promosi langsung ke Serie B.Â
Untuk mewujudkan misi ini, Berlusconi dan Galliani bergerak secara agresif di bursa transfer dengan menarik pemain-pemain yang memiliki pengalaman di Serie A. Salah satu nama paling populer adalah bek tengah Gabriel Paletta yang pernah tampil di AC Milan.
Pergerakan agresif Berlusconi dan racikan strategi dari mantan pelatih Milan, Cristian Brocchi, terbukti ampuh untuk memastikan Monza promosi langsung.Â
Pada Maret 2020, Monza sukses berada di puncak klasemen Serie C dengan selisih 16 poin dari peringkat ke 2 Carrarese.Â
Pada bulan yang sama, kompetisi dihentikan akibat wabah COVID-19 yang meledak salah satunya di Italia. Per Juni 2020, federasi sepakbola Italia memutuskan Monza sebagai juara dan kembali ke Serie B setelah penantian selama 19 tahun.
Pada musim 2020/21, Monza diprediksi untuk mampu lolos langsung dari kompetisi Serie B. Apalagi, perekrutan Monza semakin agresif salah satunya adalah merekrut Kevin-Prince Boateng.Â
Mereka juga merekrut salah satu bek muda potensial dari Brazil yaitu Carlos Augusto dari Corinthians. Sayangnya, di musim perdana ini mereka tidak mampu promosi ke Serie A setelah berakhir di peringkat ke-5 dan kalah di playoff.
Hasil tersebut berimbas dengan diberhentikannya Cristian Brocchi dan digantikan oleh Giovanni Stroppa untuk Serie B musim 2021/22. Monza juga kembali memperkuat skuad dengan merekrut maupun meminjam pemain.Â
Salah satunya adalah perekrutan Gaston Ramirez yang memang berpengalaman di Serie A juga meminjam salah satu pemain muda AC Milan yaitu Marco Brescianini.
Musim 2021/22, Monza kembali gagal meraih promosi langsung dan berakhir di peringkat 4 klasemen Serie B.Â
Pada babak playoff, mereka sukses menyingkirkan Brescia di semifinal dan menumbangkan Pisa di final playoff setelah melalui drama perpanjangan waktu. Hasil ini sekaligus menjadikan promosi pertama Monza ke kasta tertinggi sepakbola Italia.
Musim Perdana Monza di Serie A
Musim 2022/23 menjadi musim perdana Monza di Serie A sepanjang sejarah berdirinya klub asal Lombardy ini. Untuk mengarungi Serie A, Monza bergerak agresif di bursa transfer dengan merekrut dan meminjam banyak pemain di segala lini.Â
Pemain yang dibeli adalah eks kapten Inter Milan Andrea Ranocchia, Davide Bettella, Michele Di Gregorio, Andrea Carboni, Andrea Colpani, Leonardo Mancuso, Mattia Valoti, Warren Bondo, Pedro Pereira, Valentin Antov, Samuele Birindelli, dan Alessandro Sorrentino.
Tidak hanya membeli mereka juga meminjam beberapa pemain seperti Matteo Pessina (yang dijadikan kapten tim), Andrea Petagna, Gianluca Caprari, Alessio Cragno, Marlon, Nicolo Rovella, Stefano Sensi, Pablo Mari, Armando Izzo, Filippo Ranocchia, Franco Carboni, dan Gabriele Ferrarini. Pemain-pemain pinjaman ini boleh dibilang adalah pemain yang berkualitas tinggi.
Mereka juga mempertahankan pemain-pemain yang punya peran krusial dalam promosi langsung ke Serie A seperti penyerang Christian Gytkjaer yang mencetak 5 gol selama babak playoff.Â
Nama lain adalah Carlos Augusto, sang bek kiri asal Brazil. Pemain satu ini pun masih menjadi pemain krusial di Serie A. Hebatnya lagi, Augusto merupakan top skorer klub dengan torehan 6 gol.
Perjalanan Monza di Serie A sendiri tidak berjalan dengan mulus. Di 6 laga perdana, Monza hanya mampu merengkuh 1 poin saja. Hasil ini membuat Monza terjebak di peringkat terbawah Serie A.Â
Seiring dengan hasil ini, Berlusconi memecat Giovanni Stroppa dan menggantikannya dengan pelatih Monza U19, Raffaele Palladino. Penunjukan ini menjadi pengalaman perdana Palladino melatih di level klub senior.
Awal perjalanan Palladino di Monza berjalan dengan cukup baik dengan meraih 3 kemenangan beruntun yang diawali dengan menekuk Juventus. Setelah itu, mereka sukses menumbangkan Sampdoria dan Spezia.
Monza pun tampil cukup moncer di bawah Palladino. Hingga pekan ke 32, Monza di bawah Palladino kini bertengger di peringkat 10 klasemen Serie A dengan torehan 44 poin. Torehan ini jelas istimewa karena menjadikan Monza sebagai tim dengan torehan poin terbaik di antara tim promosi lainnya.
Selain torehan poin Monza menjadi yang tertinggi di antara tim promosi lainnya, Monza juga hanya berjarak 1 angka dari status aman.Â
Saat ini jarak poin Monza dengan Hellas yang berada di peringkat 18 adalah 17 angka. Sehingga, dengan hasil imbang dalam laga berikutnya dalam memastikan bahwa Monza akan aman di kompetisi Serie A musim depan.
Tentu menarik untuk menyaksikan kiprah Monza hingga akhir Serie A apalagi lawan yang dihadapi pun tidak mudah seperti Roma, Napoli, Atalanta, Torino, Lecce, dan Sassuolo. Lawan yang tidak mudah namun bukan tidak mungkin untuk ditundukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H