All England, salah satu turnamen terbesar badminton yang masuk dalam kategori tertinggi yaitu Super 1000 baru saja diselenggarakan pada tanggal 14-19 Maret yang lalu dengan 3 negara sukses membawa pulang gelar yaitu China di sektor tunggal putra (MS) lewat Li Shifeng dan ganda campuran (XD) lewat pasangan Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Negara lainnya adalah Korea Selatan yang membawa pulang gelar di sektor tunggal putri (WS) lewat An Se-young dan sektor ganda putri (WD) lewat pasangan Kim So-yeong/Kong Hee-yong. Terakhir ada Indonesia yang membawa pulang gelar ganda putra (MD) lewat pasangan nomor 1 dunia, Fajar Alfian dan Muhammad Rian Ardianto.
Penyelenggaraan turnamen ini dapat menjadi tolak ukur kekuatan Indonesia untuk membandingkan dan mempersiapkan diri untuk menghadapi turnamen Sudirman Cup yang akan diselenggarakan pada bulan Mei mendatang. Hal ini mengingat All England merupakan turnamen level tertinggi yang diadakan paling dekat dengan penyelenggaraan Sudirman Cup. Berikut pembahasan per sektornya:
1. Tunggal Putra (MS)
Sektor tunggal putra masih mengandalkan nama lama yaitu Anthony Sinisuka Ginting, Jonathan Christie, Shesar Hiren Rhustavito, dan kemungkinan Chico Aura Dwi Wardoyo. Meskipun belum tahu siapa yang akan dibawa ke SEA Games namun hampir dipastikan bahwa Ginting dan Jojo (panggilan Jonathan Christie) akan menjadi pemain yang dibawa untuk ajang Piala Sudirman. Pada sektor ini, Indonesia sejatinya masih harus was-was mengingat baik Ginting dan Jonathan belum mampu tampil konsisten walau berada di peringkat 2 dan 3 dunia. Para pemain di sektor ini pun seringkali kalah pada lawan yang mestinya di atas kertas dapat mereka kalahkan. Khususnya bila menengok catatan pada Thomas Cup lalu, Ginting mengalami kekalahan dalam 4 dari 6 laga yang dilakoni.
2. Tunggal Putri (WS)
Andalan di sektor ini masih Gregoria Mariska Tunjung yang di turnamen All England 2023 ini mulai menunjukkan peningkatan dan mampu menembus perempat final turnamen di mana menjadi yang pertama kalinya sejak 2013. Permainan Grego pun seringkali menyulitkan para unggulan-unggulan atas sehingga apabila mampu mempertahankan gaya permainan seperti di All England dan tampil konsisten bukan tidak mungkin tunggal putri akan menjadi kejutan yang menyumbangkan poin di laga-laga krusial Indonesia.
3. Ganda Putra (MD)
Ganda putra seperti biasa memiliki banyak pasangan yang dapat diandalkan seperti Fajar/Rian yang saat ini berada di peringkat 1 dunia, The Daddies (Ahsan/Hendra), serta pasangan-pasangan junior seperti Bagas/Fikri, Leo/Daniel, dan Pramudya/Yeremia. Ganda putra Indonesia juga selalu mampu memberikan penampilan terbaiknya di turnamen-turnamen individu bahkan di 2023 ini Fajar/Rian mampu menyapu bersih 2 turnamen Super 1000 yaitu Malaysia Open dan All England. Harapan besar tentu saja diberikan pada sektor ganda putra Indonesia untuk menjadi tumpuan utama untuk mendapatkan poin di laga-laga Piala Sudirman mengingat tiap poin akan sangat berharga di turnamen beregu ini.
4. Ganda Putri (WD)
Tumpuan ganda putri Indonesia saat ini adalah Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti (PriFad) yang saat ini sepertinya kesulitan untuk melawan ganda dari Asia Timur (China, Jepang, dan Korea Selatan) yang memang tengah on fire. Apalagi di turnamen All England lalu, PriFad ditekuk oleh pasangan Korea Selatan Baek Ha-na/Lee So-hee di babak perempat final. Hal ini jelas akan menjadi bahan evaluasi utama mengingat sektor ini juga salah satu sektor yang diharapkan untuk menyumbang poin untuk Indonesia apalagi sepertinya pelapis Apri/Fadia pun belum ada yang mampu tampil sebaik kompatriotnya ini.
5. Ganda Campuran (XD)
Sejatinya merupakan sektor paling mengkhawatirkan bersama dengan tunggal putri mengingat masih belum ada pasangan yang mampu bersaing di level tertinggi. Namun, turnamen All England ini sepertinya melahirkan harapan baru dalam sosok Rehan Naufal Kusharjanto/Lisa Ayu Kusumawati. Pasangan Rehan/Lisa ini mampu menembus semifinal sebelum dikalahkan oleh peringkat 1 dunia Zheng Siwei/Huang Yaqiong. Lisa, khususnya, mampu menunjukkan permainan yang luar biasa secara defensif dan permainan depan netnya pun cukup lincah sehingga pasangan ini walaupun tersingkir mampu memberikan perlawanan yang sengit bagi Zheng/Huang. Harapan pun kembali muncul di sektor ini, Rinov/Pitha pun juga tidak bisa dipandang sebelah mata dan memungkinkan untuk menyumbangkan poin.
Indonesia tentu memiliki harapan besar untuk memenangi Piala Sudirman 2023 ini. Indonesia hanya mampu menjuarai turnamen bergengsi ini sebanyak 1 kali tepatnya di penyelenggaraan perdana Piala Sudirman pada tahun 1989. Setelah itu, turnamen ini didominasi seluruhnya oleh China dengan rekor 12 kali juara dan kadang-kadang dominasi ini diganggu oleh Korea Selatan yang mampu mencuri 4 gelar.
Ancaman terbesar Indonesia di ajang Piala Sudirman ini adalah China yang memang selalu tampil trengginas di turnamen beregu, Korea Selatan yang seringkali memberikan kejutan di ajang beregu juga, Jepang yang memiliki andalan di 5 sektor yang dipertandingkan, dan juga Malaysia, Thailand, dan India yang memiliki kekuatan masing-masing di 3-4 sektor.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H