Sepakbola menjadi salah satu olahraga yang digandrungi oleh publik dari segala penjuru dunia. Sepakbola selalu memberikan atmosfer tersendiri bagi penggemarnya apalagi sepakbola cenderung memiliki pendukung dengan fanatisme yang luar biasa. Dalam keseruan sepakbola ini, tidak hanya ada peran klub maupun pemain namun juga terdapat sosok manajer yang menangani tim tersebut.
Pada artikel kali ini, saya akan membahas 2 tipe manajer papan atas yang umumnya ada di sepakbola. Hal yang akan dibahas bukan soal tipe taktik tapi soal tipe mentalitas sang pelatih dalam menangani sebuah tim. Dalam hal ini, terdapat 2 tipe manajer yang pertama adalah tipe Pengembang di mana manajer/pelatih tipe ini adalah sosok yang mampu mengembangkan sebuah tim kecil/kurang berprestasi menjadi ancaman atau perusak dominasi di papan atas sebuah liga. Sebaliknya tipe kedua adalah tipe Pemenang yang biasanya sering membawa trofi bagi sebuah klub yang dilatihnya dan tidak memiliki masalah dalam menangani tim yang penuh dengan bintang. Pembahasan lebih lanjut akan kita bahas di bawah ini.
1. Tipe Pengembang
Manajer tipe pengembang ini adalah manajer-manajer yang mampu membawa sebuah tim yang biasanya berkutat di papan tengah atau bahkan bawah untuk pada akhirnya mampu mengancam tim di papan atas atau bahkan jika cukup beruntung mampu merengkuh trofi baik di liga atau ajang piala lokal. Manajer tipe ini adalah manajer yang mampu memaksimalkan para pemain yang ada dalam tim walaupun tidak bertabur bintang. Kecerdasan manajer tipe ini adalah dalam mengatur strategi dan merotasi/mencari posisi terbaik seorang pemain sehingga tim yang berada di bawah manajer tipe ini akan dapat menemukan banyak bintang-bintang baru.
Manajer tipe ini biasanya adalah sosok yang cenderung pasrah terhadap kondisi tim dan jarang untuk memaksakan kehendaknya dalam mengatur kebijakan transfer sebuah tim karena ia tahu bahwa tim tersebut tidak memiliki kondisi finansial yang mumpuni ataupun pemilik tim yang kurang mau untuk menggelontorkan uang besar untuk merekrut pemain. Selain itu, biasanya manajer di tipe ini juga jarang/kurang mampu menangani pemain bintang sehingga sosok ini lebih cocok berada di tim papan tengah yang mencoba merusak dominasi tim papan atas, tim papan atas yang tengah mengalami kesulitan keuangan, tim kaya baru yang berusaha untuk mengambil dominasi dari klub-klub tradisional yang ada, ataupun tim nasional yang sedang mengembangkan tim negaranya.
Ada beberapa nama yang tergolong dalam tipe ini yaitu Mauricio Pochettino, Claudio Ranieri, Graham Potter, David Moyes, Brendan Rodgers, Unai Emery, Julen Lopetegui, Gareth Southgate, dan Roberto Martinez. Nama-nama ini mampu memberikan kejutan bagi tim-tim ataupun negara tradisional namun ketika menangani tim besar yang memiliki target untuk mengejar trofi tiap musim/tiap tahunnya biasanya mereka akan kesulitan.
Contohnya adalah Mauricio Pochettino di mana bersama Tottenham sukses merusak hegemoni tim-tim tradisional Inggris dan bahkan terus bersaing di zona Liga Champions bahkan sempat menjangkau final Liga Champions bersama Tottenham yang secara kelas jelas di bawah banyak tim-tim Eropa. Ketika ia direkrut oleh Paris Saint-Germain, Pochettino terbukti kesulitan bahkan dominasi liga PSG dihentikan oleh Lille saat berada di bawah Pochettino hingga akhirnya ia diberhentikan dan digantikan oleh Christophe Galtier yang terbukti mampu mengembalikan dominasi PSG.
Nama lain adalah David Moyes. David Moyes sempat membawa Everton menjadi salah satu tim yang berbahaya bahkan di bawah kepemimpinan Moyes, Everton cukup sering memberi ancaman bagi beberapa klub penantang juara walaupun tidak pernah terlibat dalam persaingan trofi namun Everton pada masa itu boleh dibilang mampu menjadi pengganggu yang sangat berisik bagi tim-tipm papan atas. Saat ia ditarik ke Manchester United, ia terbukti gagal menangani ego para pemain bintang MU dan juga kesulitan untuk menemukan taktik yang pas sehingga MU menjadi terpuruk di bawah Moyes walaupun memang United pada akhirnya akan terpuruk lama sebelum menemukan Erik ten Hag yang sepertinya mampu mengembalikan permainan United yang luar biasa
2. Tipe Pemenang
Bukan berarti nama-nama sebelumnya tidak ingin menjadi pemenang, namun nama-nama dalam tipe ini adalah tipe yang memiliki mentalitas seorang pemenang dan mampu untuk menangani ego para pemain bintang sehingga manajer tipe ini mampu untuk memberikan trofi bagi tim yang dilatihnya karena mereka mampu menerapkan strategi yang pas, menekan ego dari para pemain bintang yang mereka miliki, serta untuk menanamkan mental juara kepada para pemainnya khususnya dalam turnamen-turnamen mayor. Manajer tipe ini pun akan cocok untuk berada di tim yang secara finansial mapan dan juga memiliki banyak pemain bintang.
Nama-nama ini juga tipe yang boleh dibilang memiliki ego yang tinggi khususnya dalam pergerakan di bursa transfer dan dalam hubungannya dengan pemilik tim sehingga tidak jarang manajer tipe ini memiliki hubungan yang tidak begitu baik dengan pemilik tim. Namun ketika menangani tim itu sendiri, mereka selalu menekankan bahwa kepentingan tim/klub adalah yang nomor satu dan seringkali tidak segan untuk membuang atau mengasingkan pemain yang egois dan tidak memprioritaskan kepentingan tim.
Nama-nama di kategori ini banyak sekali yang tergolong sebagai manajer top yaitu Pep Guardiola, Sir Alex Ferguson, Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, Jurgen Klopp, Antonio Conte, Zinedine Zidane, Thomas Tuchel, Arsene Wenger, Luis Enrique, Didier Deschamps, Lionel Scaloni, Erik ten Hag dan Hansi Flick. Nama-nama ini adalah sosok yang mampu mempersembahkan trofi dan mempertahankan dominasi suatu tim dalam turnamen/liga yang diikuti.Â
Manajer tipe ini akan kesulitan apabila berada di tim yang pemilik klubnya belanja secara asal-asalan atau pelit seperti yang terjadi pada Mourinho di Manchester United dan Tottenham maupun Conte saat berada di Tottenham. Tidak jarang manajer ini akan berkonflik dengan pemilik tim seperti kasus terbaru adalah Tuchel yang berkonflik dengan Todd Boehly yang berujung pemecatan Thomas Tuchel dari kursi kepelatihan Chelsea.
Manajer tipe ini juga akan sangat cocok untuk menangani tim penuh bintang ditambah dengan sokongan finansial yang baik. Contoh terbaik adalah Pep Guardiola yang menjadikan Manchester City tim yang sangat dominan di liga Inggris walaupun masih belum mampu memberikan tropi Eropa. Selain itu, ada juga sosok Jose Mourinho yang tidak segan-segan mengkritik pemain secara terbuka apalagi bila pemain tersebut sudah keterlaluan seperti saat ia mengkritik Dele Alli dan terbaru adalah saat ia menendang Rick Karsdorp dari Roma. Namun, di balik sifat nyentriknya Mourinho, ia juga mampu memberikan tropi di semua tim yang dilatih olehnya (kecuali Tottenham). Spesialnya juga, ia mampu memberi trofi walaupun secara tim seringkali pemilik klubnya cenderung asal-asalan seperti saat ia mempersembahkan trofi untuk Manchester United yang bahkan hingga saat ini belum dapat kembali meraih tropi juga saat ia memberikan trofi UEFA Conference League untuk Roma.
Berdasarkan opini dan keterangan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa manajer tipe Pengembang merupakan sosok yang boleh dibilang merupakan manajer papan atas namun bukan tipe manajer yang akan dipercaya untuk menangani tim penuh bintang yang memiliki target untuk merebut trofi tiap tahunnya. Sedangkan tipe kedua yaitu manajer Pemenang adalah sosok yang betul-betul top dan mampu dipercaya untuk menangani tim untuk mendapatkan trofi di tiap musimnya.
Dalam menemukan tipe-tipe pelatih ini memang dibutuhkan pengamatan dan pengalaman dalam menangani tim-tim raksasa karena melalui kepelatihan di klub besar kita mampu melihat mentalitas seorang manajer di dalam klub.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H