Nama-nama ini juga tipe yang boleh dibilang memiliki ego yang tinggi khususnya dalam pergerakan di bursa transfer dan dalam hubungannya dengan pemilik tim sehingga tidak jarang manajer tipe ini memiliki hubungan yang tidak begitu baik dengan pemilik tim. Namun ketika menangani tim itu sendiri, mereka selalu menekankan bahwa kepentingan tim/klub adalah yang nomor satu dan seringkali tidak segan untuk membuang atau mengasingkan pemain yang egois dan tidak memprioritaskan kepentingan tim.
Nama-nama di kategori ini banyak sekali yang tergolong sebagai manajer top yaitu Pep Guardiola, Sir Alex Ferguson, Jose Mourinho, Carlo Ancelotti, Jurgen Klopp, Antonio Conte, Zinedine Zidane, Thomas Tuchel, Arsene Wenger, Luis Enrique, Didier Deschamps, Lionel Scaloni, Erik ten Hag dan Hansi Flick. Nama-nama ini adalah sosok yang mampu mempersembahkan trofi dan mempertahankan dominasi suatu tim dalam turnamen/liga yang diikuti.Â
Manajer tipe ini akan kesulitan apabila berada di tim yang pemilik klubnya belanja secara asal-asalan atau pelit seperti yang terjadi pada Mourinho di Manchester United dan Tottenham maupun Conte saat berada di Tottenham. Tidak jarang manajer ini akan berkonflik dengan pemilik tim seperti kasus terbaru adalah Tuchel yang berkonflik dengan Todd Boehly yang berujung pemecatan Thomas Tuchel dari kursi kepelatihan Chelsea.
Manajer tipe ini juga akan sangat cocok untuk menangani tim penuh bintang ditambah dengan sokongan finansial yang baik. Contoh terbaik adalah Pep Guardiola yang menjadikan Manchester City tim yang sangat dominan di liga Inggris walaupun masih belum mampu memberikan tropi Eropa. Selain itu, ada juga sosok Jose Mourinho yang tidak segan-segan mengkritik pemain secara terbuka apalagi bila pemain tersebut sudah keterlaluan seperti saat ia mengkritik Dele Alli dan terbaru adalah saat ia menendang Rick Karsdorp dari Roma. Namun, di balik sifat nyentriknya Mourinho, ia juga mampu memberikan tropi di semua tim yang dilatih olehnya (kecuali Tottenham). Spesialnya juga, ia mampu memberi trofi walaupun secara tim seringkali pemilik klubnya cenderung asal-asalan seperti saat ia mempersembahkan trofi untuk Manchester United yang bahkan hingga saat ini belum dapat kembali meraih tropi juga saat ia memberikan trofi UEFA Conference League untuk Roma.
Berdasarkan opini dan keterangan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa manajer tipe Pengembang merupakan sosok yang boleh dibilang merupakan manajer papan atas namun bukan tipe manajer yang akan dipercaya untuk menangani tim penuh bintang yang memiliki target untuk merebut trofi tiap tahunnya. Sedangkan tipe kedua yaitu manajer Pemenang adalah sosok yang betul-betul top dan mampu dipercaya untuk menangani tim untuk mendapatkan trofi di tiap musimnya.
Dalam menemukan tipe-tipe pelatih ini memang dibutuhkan pengamatan dan pengalaman dalam menangani tim-tim raksasa karena melalui kepelatihan di klub besar kita mampu melihat mentalitas seorang manajer di dalam klub.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H