Mohon tunggu...
Leo Kusima
Leo Kusima Mohon Tunggu... profesional -

Tidak lulus SMA karena sekolah disegel rejim suharto. berkecimpung di bidang transportasi (sistim transportasi) Jembatan/Jalan Layang khusus untuk motor dan sepeda

Selanjutnya

Tutup

Politik

Revolusi Mental Jokowi

31 Juli 2014   14:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:47 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah seharusnya mengijinkan mendirikan suatu WEB SITE, yang mengijinkan pelapor (dengan nama sebenarnya atau nama samaran) , membeberkan kekorupsian para instansi dan swasta yang melanggar hukum. Andaikata laporannya tidak benar karena salah paham, pelapor tidak boleh dituntut, bahkan kalo bisa diberi hadiah. Pasti ramei deh, dan korupsi bisa ditekan. Dan instansi/oknum yang dilapor harus menjawab, tidak boleh diam (walaupun mereka tidak salah)

Apa itu Revolusi Mental?

Revolusi Mental adalah suatu gerakan politik, juga gerakan pendidikan. Revolusi Mental Jokowi tidak sekeras gerakan yang dilakukan negara Komunis yang sama sekali memutar balik ideologi yang exsisting yang jelek. Revolusi Mental Jokowi lebih mengarah ke merubah adat istiadat preman (kekerasan), budaya korupsi (M. Hatta: korupsi sudah merupakan kebudayaan), budaya kebodohan yang didominasi memaksakan doktrin agama sejak anak-anak. Tentu Revolusi Mental Jokowi akan menjunjung tinggi hukum negara, bukan hukum agama. Tujuan mensekulerkan Indonesia, sehingga Indonesia menjadi negara yang kuat berbasis tehnologi, demokrasi yang sekuler! Bukan suatu negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, tapi tidak sanggup mengelolanya, karena menolak science dan demokrasi.

Justru negara adidaya, untuk melemahkan negara berkembang, selau mempropagandakan harus taat agama, dengan taat agama, negara berkembang sulit menjadi maju. Mata uang dolar amerika yang ada simbul In God we trust, adalah diberlakukan ketika perang dingin untuk menghadapi negara blok komunis, bukan berawal dari pendirian Amerika. Amerika didirikan oleh kaum atheis.

Jika revolusi mental mengurangi kadar agama radikal, 10 tahun kemudian Indonesia bisa menjadi negara yang damai, rasional. Indonesia menjadi negara sekuler yang damai, tidak bar-bar.

Revolusi Mental jelas dianti oleh kelompok agama radikal, pasti mereka menstigma Revolusi Mental sama dengan PKI, tapi tidak perlu diladeni, karena ketika bung Karno, beliau pernah gagaskan NASAKOM, sekarang rakyat tidak terima komunis, itu hak rakyat Indonesia, tidak terima tidak bearti yang baik dari komunis tidak boleh dipakai. Dan tidak bearti ideologi sosialis melanggar hukum (peraturan melarang atheis dan komunis sudah dicabut oleh ketua MK Mahfud MD).

You are what you eat, memakan mata pelajaran apa, akan menghasilkan tipe manusia apa, juga dengan mengijinkan punya banyak istri, salah satu sarang sebab musabab korupsi. Sekarang menghidupkan satu istri dengan dua anak yang harus berpendidikan dengan gaji sekarang sangat berat, kalau 4 istri ditambah 10 anak, mau tidak korupsi juga tidak gampang.

Revolusi Mental harus memperingati para pejabat, anda adalah pelayan rakyat, bukan rakyat yang harus melayani anda. (pasti kelompok orba dan radikal agamais bilang ini komunis lagi)

Revolusi Mental sudah tidak bisa ditunda lagi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun