Dulu saya pernah lihat iklan dari sebuah merek rokok, HOW LOW CAN YOU GO? Â Sekarang kita kupas HOW LOW CAN YOU OFFER.
LCC teah berkembang seperti jamur, dan berhasil bertumbuh lebih cepat daripada regular airline pada umumnya. Disini saya ingin mengupas, bagaimana LCC berkembang, dan bagaimana mereka menguasai pangsa pasar yang mana seharusnya dinikmati regular airlines.
Saya ambil LCC airlines TIGER AIRWAYS yang banyak menggragot pangsa pasar reguler airlines.
Tiger Airways adalah sebuah regional LCC yang cukup licin dan sukses.  Menggunakan lokasi Singapore sebagai pusatnya, dia SEAKAN-AKAN hanya melayani Indonesia (Jakarta - Surabaya - Denpasar) dengan Singapore, tetapi karena dia juga menerbang ke India (Bangelor, Chennai, Hyderabat, Kochi, Tiruchirapali), Bangladesh (Dacca), Tiongkok (Guangzhou, Guilin, Haikou, Jinan, Lijiang, Nanjing, Nanning, Ningbo, Qingdao, Shenyang, Shenzhen, Tianjin, Xi’an, Hongkong, Macau, Taipeh, Kaoshiong), Jepang (Narita), Malaysia (Kuala Lumpur, Langkawi, Penang), Maldive (Male), Myanmar (Yangon), Korea (Inchon), Vietnam (Hanoi, Ho Chi Min), Thailand (Bangkok, Chiang Mai, Hatyai, Krabu, Phuket), khusus untuk negara Australia dan Phiolipine, hampir semua kota kecil bisa terjangkau dengan kerja sama dengan Cebu Pacific (LCC Philipine), Tiger Philipines dan Tiger Australia.
Biaya ekstra :
1. Â Memilih seat, Rp : Â variasi.
2. Â Bagasi harus bayar ekstra, terkadang dipaksa beli.
3. Â Board me First Rp: 56,280.-
4. Â Makan di Cabin harus bayar, air panas pun harus bayar. Dan melarang penumpang bawa makanan. Â Sehingga terkesan bukan airline, melainkan restauran.