NU Nahdhotul Ulama_Sumber_islam-institute.com_
Pasukan Cyber Nahdiyin, garda dunia maya dari organisasi keagamaan besar Nahdhotul Ulama atau NU, mungkin bukan hal baru ditelinga masyarakat Indonesia (atau bisa saja masih terdengar asing). Ternyata menarik perhatian banyak media internasional, bahkan tersiar kabar di berbagai situs berita asing, pasukan Cyber NU ini meng-counter propaganda ISIS, melawan paham intoleran, dan menyampaikan teologi damai.
Selama ini, baik NU ataupun sayapnya Banser NU memang memiliki beberapa situs resmi dan juga saluran TV berbasis web untuk menyampaikan pesan damai dalam perspektif NU. Namun pasukan cyber ini merupakan pendekatan lebih jauh lagi, disampaikan bahwa sekitar 500 anggota NU memang sedang berperang di dunia maya.
Kabarnya pasukan cyber NU atau kadang disebut Ansor Cyber Army, memiliki markas di Jakarta dan sebagian lagi tersebar di daerah-daerah, namun berkoordinasi intens untuk mengantisipasi propaganda ISIS maupun penyebaran paham intoleran di Indonesia.
Namun seberapa kuat dan berpengaruhkah pasukan cyber NU ini? Tentu akan sulit menjelaskan kekuatan dunia maya yang jelas sangat abstrak, tapi pengaruhnya jelas terasa, meski sebagian mungkin tidak menyadari pertarungan dunia maya ala Jaka Tingkir Vs Arya Penangsang.
Dalam jejaring sosial media (Sosmed), gerakan pasukan cyber ini cukup aktif, menyampaikan pesan damai toleran dengan pemberian contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari Nahdiyin. Tapi tak sedikit pula yang gencar adu filsafat teologis di berbagai situs untuk menanggapi situs rivalnya, terkadang seperti berbalas pantun.
Mungkin pembaca budiman pernah menemukan foto-foto seperti di bawah saat berselancar di jejaring Sosmed, pesan khas toleransi nusantara yang digambarkan oleh NU. Foto pertama tentang Ansor dan Banser NU yang turut menggotong keranda Imam Katolik, tentu saja banyak simpati yang mengalir dari bentuk toleransi yang digambarkan NU.
Gambaran lain yang juga sering muncul adalah elemen NU yang memberikan rasa aman kepada minoritas dengan menjaga rumah ibadah.
Paling fenomenal tentunya, almarhum Riyanto, Banser NU yang tewas saat menjaga Gereja Ebenhaezer pada 2000 lalu. Tak ada yang mampu menyangkal, pengorbanan Riyanto melukiskan kecintaan NU pada kemanusiaan, Riyanto tewas karena memeluk bom untuk melindungi umat kristiani.
Tak hanya sisi damai dan toleran yang ditunjukkan oleh para Nahdiyin, dalam banyak situs, garda-garda NU juga tak ragu menunjukkan ketegasan berpikir, nilai NKRI, meski kadang mendapat serangan balik dari rival yang berpikiran berbeda.
Dari sekian banyak pasukan cyber NU, individu yang paling frontal dalam perang frasa dan filsafat adalah Permadi Arya alias Abu Janda al-Boliwudi. Bahkan sosok satu ini bisa saja merupakan kategori 'pasukan elit' cyber Nahdiyin. Pendukung toleransi, anti teroris, dan mumpuni dalam filsafat Ketuhanan.
Permadi Arya tak sungkan melemparkan kalimat sarkastik, sinis, kocak, namun menggigit di setiap statusnya di page Facebook miliknya. Bahkan dalam banyak karya pikir, ia mendapat ratusan ribu jempol alias like, page-nya sendiri memiliki follower yang sangat banyak, bisa jadi jutaan.
Terdapat satu lagi nama yang cukup mahir mengolah kalimat, tapi tidak menunjukkan secara langsung hubungannya dengan NU, yakni Denny Siregar. Entah nama asli atau nama samaran, yang pasti banyak dari tulisannya beraroma Nahdiyin.
Sosok ini begitu lihai mempreteli isu terkini, filsafat teologisnya juga memiliki banyak kesamaan dengan Permadi Arya, hanya saja Denny Siregar memiliki ciri bahasa yang lebih lugas dan sedikit satir. Mungkinkah ia petarung NU?
Bila melihat pesan yang dibawa pasukan cyber NU, kemampuan frasa, dan debat filsafat, jelas pasukan ini cukup kuat. Hanya saja seberapa jauh  pasukan cyber NU dapat mengubah paradigma intoleran di Indonesia? membendung ISIS? Karena jelas, rival-nya juga memiliki pasukan cyber yang cukup tangguh, bahkan lebih agresif. Tampaknya tontonan adu dunia maya belum klimaks, masih cukup lama seiring waktu berjalan.
(By. Dasa Novi gultom)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H