Tak hanya sisi damai dan toleran yang ditunjukkan oleh para Nahdiyin, dalam banyak situs, garda-garda NU juga tak ragu menunjukkan ketegasan berpikir, nilai NKRI, meski kadang mendapat serangan balik dari rival yang berpikiran berbeda.
Dari sekian banyak pasukan cyber NU, individu yang paling frontal dalam perang frasa dan filsafat adalah Permadi Arya alias Abu Janda al-Boliwudi. Bahkan sosok satu ini bisa saja merupakan kategori 'pasukan elit' cyber Nahdiyin. Pendukung toleransi, anti teroris, dan mumpuni dalam filsafat Ketuhanan.
Permadi Arya tak sungkan melemparkan kalimat sarkastik, sinis, kocak, namun menggigit di setiap statusnya di page Facebook miliknya. Bahkan dalam banyak karya pikir, ia mendapat ratusan ribu jempol alias like, page-nya sendiri memiliki follower yang sangat banyak, bisa jadi jutaan.
Terdapat satu lagi nama yang cukup mahir mengolah kalimat, tapi tidak menunjukkan secara langsung hubungannya dengan NU, yakni Denny Siregar. Entah nama asli atau nama samaran, yang pasti banyak dari tulisannya beraroma Nahdiyin.
Sosok ini begitu lihai mempreteli isu terkini, filsafat teologisnya juga memiliki banyak kesamaan dengan Permadi Arya, hanya saja Denny Siregar memiliki ciri bahasa yang lebih lugas dan sedikit satir. Mungkinkah ia petarung NU?
Bila melihat pesan yang dibawa pasukan cyber NU, kemampuan frasa, dan debat filsafat, jelas pasukan ini cukup kuat. Hanya saja seberapa jauh  pasukan cyber NU dapat mengubah paradigma intoleran di Indonesia? membendung ISIS? Karena jelas, rival-nya juga memiliki pasukan cyber yang cukup tangguh, bahkan lebih agresif. Tampaknya tontonan adu dunia maya belum klimaks, masih cukup lama seiring waktu berjalan.