Bayangkan! Pada 2010 saja menurut Dr. Andrew S. Erickson terdapat 8 juta milisi, dan kita tak mengetahui peningkatan pada 2013, namun kemudian disampaikan petinggi China bahwa milisi laut Tiongkok naik 10 kali lipat pada akhir 2015 jika dibanding jumlah 2013. Ada apa?
Dengan jumlah yang maha besar tersebut, bahkan hanya dengan milisi nelayan saja, bila dalam satu komando tempur dapat membahayakan dan menyerang angkatan perang negara mana pun.
Dilihat dari kondisi terkini, meluasnya kontrol Tiongkok atas Laut China selatan, dengan pembuatan pulau imitasi, pembangunan pos keamanan laut, selesainya landasan pacu pesawat, dan penempatan misil canggih di perairan ini, maka keberadaan milisi nelayan Tiongkok akan menyempurnakan strategi memagar perairan yang dikalaim. Memiliki kemampuan mobilisasi offensive kapan pun diperlukan.
Kemampuan Milisi Nelayan Tiongkok
Pelatihan militer sudah pasti dimiliki milisi nelayan Tiongkok. Kemampuan untuk mengangkat senjata, pembangunan mental tempur, dan dasar militer lainnya. Namun kemampuan yang menjadi ancaman tentu dilihat dari kapasitas terselubung dari milisi nelayan Tiongkok ini.
Beijing telah mendorong agar sebagian besar milisi nelayan menggunakan kapal logam dengan ukuran yang cukup besar. Sekitar 50.000 perangkat GPS diserahkan PLA kepada milisi nelayan. Memberikan kemampuan mengontak armada militer laut dan sesama milisi nelayan. Kata kuncinya, mobilisasi, terukur, dan gerak cepat.
Terbukti, begitu cepatnya reaksi armada laut Tiongkok menyelamatkan milisi nelayannya saat tertangkap basah oleh armada laut Indonesia di perairan Natuna, dan militer Indonesia pun gagal menangkap milisi nelayan tersebut. Efektif, bukan!
Tak hanya itu, milisi nelayan Tiongkok telah mengikuti beragam operasi gabungan militer Laut China. Menandakan, bahwa milisi nelayan telah dididik untuk beragam skenario tempur laut. Setidaknya dalam tiga tahun terakhir, milisi nelayan Tiongkok mengikuti 250 misi militer. Pengalaman yang sejajar dengan pasukan militer organik.
Untuk Laut China Selatan, tentu milisi nelayan yang aktif melakukan provokasi berada dan berpusat di Pulau Hainan. Menurut South China Morning Post pada maret 2016, terdapat 100.000 nelayan di Pulau Hainan, dipastikan semuanya bagian dari milisi nelayan Tiongkok.
Sebagian milisi nelayan Hainan ini menggunakan kapal yang mampu mengangkut dengan kapasitas 400 ton. Sederhananya, kapal milisi nelayan ini jauh lebih besar dibanding kebanyakan kapal patroli laut tetangga.
Milisi Nelayan Pasukan Terdepan
Keberadaan milisi nelayan Tiongkok bukannya sebagai penggembira, namun merupakan pasukan terdepan dalam mengantisipasi ancaman maupun menciptakan ancaman. Oktober 2015 saat kapal penghancur Lassen milik USA berada sekitar pulau imitasi buatan Tiongkok, milisi nelayan melakukan provokasi dengan berlayar sangat dengan dengan kapal Lassen, dan tentunya tak jauh dari milisi nelayan terdapat kapal perang Tiongkok.
Kapal milisi nelayan juga diketahui membantu mengangkut bahan konstruksi ke pulau yang direklamasi Tiongkok. Begitu penting dan jelas peran milisi nelayan Tiongkok, bukan sesuatu yang main-main, meski bagi kapal kelas militer musuh sekalipun.