Mohon tunggu...
Sosbud Artikel Utama

Tiongkok Latih Milisi Nelayan untuk Kuasai Laut China Selatan?

4 Mei 2016   10:08 Diperbarui: 4 Mei 2016   14:40 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Milisi Nelayan sansha Tiongkok sedang latihan militer. Sumber: Xinhua

Ketika kapal patroli TNI berpapasan dengan kapal nelayan Tiongkok, tak akan pernah menjadi situasi yang simpel, karena nelayan Tiongkok bukanlah nelayan pukat kebanyakan, namun merupakan milisi bersenjata di bawah payung Milisi Maritim Angkatan Perang RRC, People's Liberation Army (PLA).

Itulah bedanya, saat nelayan Indonesia mahir berunjuk rasa, nelayan dari Negeri Tirai Bambu ini mahir menggunakan senjata api, mengasah sangkur, mempreteli granat, dan turut dalam operasi militer.

Reuters melaporkan pada 30 April lalu, milisi nelayan Beijing ini memang diarahkan untuk melakukan aktivitas penangkapan di wilayah perairan yang bersengketa, terutama perairan Laut China Selatan.

Maklumlah, Tiongkok mengklaim hampir keseluruhan Laut China Selatan sebagai miliknya, mengakibatkan sengketa dengan kedaulatan dengan Filipina, Malaysia, Vietnam, Taiwan, dan Brunei. Bahkan tanpa sungkan milisi nelayan Tiongkok merangsek sampai perairan Kepulauan Natuna milik Indonesia, yang sempat membuat 'sedikit' kisruh diplomatis antara Jakarta - Beijing.

Luar biasa. Nelayan pukat Tiongkok tak hanya siap tempur, namun juga dibagi dalam banyak tim khusus yang memiliki spesialisasi dalam melaksanakan misi, seperti untuk transportasi, pengintaian, membersihkan ranjau, tenaga medik, dan spesialis perbaikan perangkat.

peta-klaim-tiongkok-atas-laut-china-selatan-sumber-the-washington-post-5728ca244d7a61b70b23f93c.jpg
peta-klaim-tiongkok-atas-laut-china-selatan-sumber-the-washington-post-5728ca244d7a61b70b23f93c.jpg
Peta klaim tiongkok atas laut china selatan_sumber_The washington Post_

Milisi nelayan menjadi sangat penting bagi Tiongkok di era globalisasi, yang terutama adalah memberikan keuntungan penyangkalan! Apapun tindakan para milisi tersebut di perairan mana pun tetap saja merupakan kategori nelayan sipil. Dengan demikian pihak militer PLA memiliki keuntungan strategis, bahwa kenyataan mereka berada di seluruh perairan yang diklaim Tiongkok.

Sebagian milisi nelayan ini berada di pelabuhan Pulau Hainan, yang menghadap perairan Laut China Selatan. Mereka mendapatkan pelatihan militer, subsidi, perangkat canggih komunikasi dan navigasi. Milisi nelayan terdapat di semua wilayah pelabuhan perikanan Tiongkok.

Berapa besar kekuatan milisi maritim Tiongkok? Tak ada yang tahu persis, namun menurut analis Dr Andrew S. Erickson, dari Naval War College (NWC) dan China Maritime Studies Institute (CMSI), pada 2010 Tiongkok memiliki 8 juta milisi keseluruhan.

Mengejutkan adalah, laporan China Daily pada Februari 2016, petinggi militer China menyampaikan bahwa milisi laut Tiongkok pada 2013 hanya sekitar 2 persen dari total semua jenis milisi, namun pada akhir 2015 telah mencapai porsi 20 persen dari keseluruhan milisi milik Tiongkok.

Bayangkan! Pada 2010 saja menurut Dr. Andrew S. Erickson terdapat 8 juta milisi, dan kita tak mengetahui peningkatan pada 2013, namun kemudian disampaikan petinggi China bahwa milisi laut Tiongkok naik 10 kali lipat pada akhir 2015 jika dibanding jumlah 2013. Ada apa?

Dengan jumlah yang maha besar tersebut, bahkan hanya dengan milisi nelayan saja, bila dalam satu komando tempur dapat membahayakan dan menyerang angkatan perang negara mana pun.

Dilihat dari kondisi terkini, meluasnya kontrol Tiongkok atas Laut China selatan, dengan pembuatan pulau imitasi, pembangunan pos keamanan laut, selesainya landasan pacu pesawat, dan penempatan misil canggih di perairan ini, maka keberadaan milisi nelayan Tiongkok akan menyempurnakan strategi memagar perairan yang dikalaim. Memiliki kemampuan mobilisasi offensive kapan pun diperlukan.

Kemampuan Milisi Nelayan Tiongkok
Pelatihan militer sudah pasti dimiliki milisi nelayan Tiongkok. Kemampuan untuk mengangkat senjata, pembangunan mental tempur, dan dasar militer lainnya. Namun kemampuan yang menjadi ancaman tentu dilihat dari kapasitas terselubung dari milisi nelayan Tiongkok ini.

Beijing telah mendorong agar sebagian besar milisi nelayan menggunakan kapal logam dengan ukuran yang cukup besar. Sekitar 50.000 perangkat GPS diserahkan PLA kepada milisi nelayan. Memberikan kemampuan mengontak armada militer laut dan sesama milisi nelayan. Kata kuncinya, mobilisasi, terukur, dan gerak cepat.

Terbukti, begitu cepatnya reaksi armada laut Tiongkok menyelamatkan milisi nelayannya saat tertangkap basah oleh armada laut Indonesia di perairan Natuna, dan militer Indonesia pun gagal menangkap milisi nelayan tersebut. Efektif, bukan!

Tak hanya itu, milisi nelayan Tiongkok telah mengikuti beragam operasi gabungan militer Laut China. Menandakan, bahwa milisi nelayan telah dididik untuk beragam skenario tempur laut. Setidaknya dalam tiga tahun terakhir, milisi nelayan Tiongkok mengikuti 250 misi militer. Pengalaman yang sejajar dengan pasukan militer organik.

Untuk Laut China Selatan, tentu milisi nelayan yang aktif melakukan provokasi berada dan berpusat di Pulau Hainan. Menurut South China Morning Post pada maret 2016, terdapat 100.000 nelayan di Pulau Hainan, dipastikan semuanya bagian dari milisi nelayan Tiongkok.

Sebagian milisi nelayan Hainan ini menggunakan kapal yang mampu mengangkut dengan kapasitas 400 ton. Sederhananya, kapal milisi nelayan ini jauh lebih besar dibanding kebanyakan kapal patroli laut tetangga.

Milisi Nelayan Pasukan Terdepan
Keberadaan milisi nelayan Tiongkok bukannya sebagai penggembira, namun merupakan pasukan terdepan dalam mengantisipasi ancaman maupun menciptakan ancaman. Oktober 2015 saat kapal penghancur Lassen milik USA berada sekitar pulau imitasi buatan Tiongkok, milisi nelayan melakukan provokasi dengan berlayar sangat dengan dengan kapal Lassen, dan tentunya tak jauh dari milisi nelayan terdapat kapal perang Tiongkok.

Kapal milisi nelayan juga diketahui membantu mengangkut bahan konstruksi ke pulau yang direklamasi Tiongkok. Begitu penting dan jelas peran milisi nelayan Tiongkok, bukan sesuatu yang main-main, meski bagi kapal kelas militer musuh sekalipun.

Pada Maret, otoritas laut Malaysia menemukan sekitar 100 kapal nelayan Tiongkok yang sedang beraktivitas dengan dikawal kapal patroli Tiongkok, berada 100 mil laut dari daratan Borneo Malaysia sementara 800 mil laut dari daratan China.

kapal-milisi-nelayan-tiongkok-yang-dikawal-kapal-patroli-china-sumber-ipezone-5728cac7dd9373fb0a6b81c2.jpg
kapal-milisi-nelayan-tiongkok-yang-dikawal-kapal-patroli-china-sumber-ipezone-5728cac7dd9373fb0a6b81c2.jpg
Kapal milisi nelayan tiongkok yang dikawal kapal patroli China_sumber_ipezone

Sedangkan pada April, Vietnam menahan kapal Tiongkok yang dikatakan sedang menyuplai bahan bakar kepada kapal milisi nelayan Tiongkok di sekitar perairannya. Menakjubkan, petunjuk bahwa Tiongkok memiliki manuver untuk mempertahankan keberadaan milisi nelayan di laut tanpa takut kehabisan bahan bakar.

Dalam pandangan pengamat Andrew S. Erickson, ia menyebut milisi nelayan Tiongkok sebagai 'little blue men' alias manusia biru kecil. Membandingkan dengan 'little green men' atau manusia hijau kecil milik Rusia, yang merupakan pasukan bersenjata tanpa identitas resmi yang memiliki pengaruh kuat atas pencaplokan wilayah Crimea milik Ukraina, oleh Rusia.

By Dasa Novi Gultom

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun